Dokter Maen Sama Janda | CERTA SEX


PornDewasaX3 - Udah hampir 11 tahun aku menjadi dokter praktek di kawasan kumuh ibukota, tepatnya di kawasan Pelabuhan Rakyat di Jakarta Barat. Pasienku lumayan banyak, rata-rata mereka dari kelas menengah ke bawah.

Meskipun begitu aku masih belum berani membina rumah tangga. Karena aku merasa belum cukup penghasilanku. Aku ingin kelak ketika aku mempunyai istri, aku ingin membahagiakannya dan tak ingin membuatnya menderita. Sebelum menikah aku ingin mempunyai tabungan yang banyak dan sebuah rumah lengkap dengan isinya.

Namun aku tak pernah mengeluh dan lelah dengan keadaanku saat ini. Aku tidak ingin membanding-bandingkan diriku pada Dr. Broto yang ahli bedah atau Dr. Banu yang spesialis kandungan, walapun mereka dulu waktu masih sama-sama kuliah di fakultas kedokteran sering aku bantu dalam menghadapi ujian. Mereka sekarang menjadi bintang kedokteran yang sangat cemerlang di bumi pertiwi, bukan hanya ketenaran nama, juga kekayaannya.

Meskipun aku cuma dokter praktek yang melayani masyarakat kelas bawah, yang sangat memerlukan pelayanan kesehatan yang terjangkau, aku memperoleh kepuasan secara batiniah, karena aku dapat melayani sesama dengan baik. Namun dibalik itu, aku pun memperoleh kepuasan yang amat sangat di bidang non materi lainnya.


Di suatu malam, aku diminta mengunjungi seorang pasien yang katanya sedang sakit parah di rumahnya. Seperti biasa, aku akan mengunjunginya setelah aku menutup tempat praktekku. Sekitar setengah sepuluh malam aku langsung menuju di rumah pasien tersebut. Ternyata sakitnya sebenarnya tidak begitu parah bila ditinjau dari kacamata kedokteran, hanya flu berat disertai anemia, jadi hanya dengan suntikan dan obat yang biasa aku sediakan, si ibu ini akhirnya dapat di ringankan penyakitnya.

Ketika aku hendak meninggalkan rumah si ibu, tiba-tiba tanggul di tepi sungai jebol dikarenakan hujna yang sangat deres dan air bah menerjang, hingga mobil kijang bututku terbenam sampai setinggi kurang lebih 50 cm dan mematikan mesin mobilku yang sempat hidup sebentar. Air di mana-mana dan aku pun akhirnya turun kembali dari mobil utuk membantu keluarga si ibu untuk mengungsi ke atas, karena kebetulan rumah petaknya terdiri dari 2 lantai dan di lantai atas ada kamar kecil satu-satunya tempat anak gadis si ibu tinggal.

Karena tidak ada kemungkinan air akan surut dalam semalam, aku pun tak bisa untuk pulang, maka si Ibu menawarkan ku untuk menginap sampai air surut. Di kamar yang sempit itu, si ibu pun lalu tertidur dengan pulasnya dan tinggallah aku berduaan dengan anak si ibu, kalau dilihat dalam sinar remang-remang, tampak wajah manis sekali, umurnya aku perkirakan baru sekitar 23 tahun. Dia mencoba untuk memecahkan keheningan malam itu.

“Maaf pak dokter, kami tidak dapat menyuguhkan apa apa, semua perabotan dapur terendam di bawah”, katanya dengan suara yang begitu lembut, sekalipun di luar terdengar suara hujan yang masih lebat.

“Tenang aja Dik, gakpapa kog” sahutku.

Dan untuk melewati waktu, aku banyak ngobrol bersamanya, tak lupa aku juga berkenalan dengannya yang ternyata namanya Ika.

Ternyata Ika adalah janda kembang tanpa anak, suaminya meninggal karena kecelakaan 2 tahun yang lalu. Ika tinggal berdua saja dengan ibunya yang sakit-sakitan, makanya dia memutuskan untuk menjanda dulu, supaya bisa fokus merawat ibunya. Ika bekerja di pabrik konveksi, namun perusahaan tempatnya bekerja pun terkena dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan.


Tak terasa kami mengobrol, dan ketika aku melihat jam tanganku ternyata jam menujukan pukul 2 dini hari. Kulihat Ika mulai mengantuk, maka kusarankan dia untuk tidur dulu saja. Karena tempatnya sempitnya, aku terpaksa duduk di samping Ika yang mulai merebahkan diri.

Tampak rambut Ika yang panjang terurai di atas bantal. Payudaranya yang montok tampak bergerak naik turun mengiringi nafasnya. Ketika Ika berbalik badan dalam tidurnya, belahan bajunya agak tersingkap, sehingga dapat kulihat payudaranya yang montok. Pinggangnya yang ramping lebih menonjolkan kemontokan payudaranya yang sangat menantang. Lalu aku ikut merebahkan diri di sampingnya dan ternyata Ika tetap terlelap dalam tidurnya.

Aku jadi teringat sama Winda yang juga memiliki payudara yang montok, Winda yang malam minggu kemarin kusetubuhi saat aku melepas lelah di panti pijat tradisional. Winda cuma indah di pandang, tapi permainan sexnya tidak bisa memuaskan. Malam itu aku hampir tidak bisa pulang dengan berjalan tegak, karena penisku masih tetap tegang, setelah ngentot Winda. Aku benar-benar tak mendapat kepuasan. Sampai saat ini aku masih menahan nafsu birahiku.

Dan kini aku akan mencoba meraba payudara Ika yang membuat penisku seketika langsung berdiri. Sungguh tak kunyana ternyata Ika tak memakai BH. Kuplintir puting mungilnya, kuremas lembut payudaranya, kucoba untuk membuka bajunya, Ika tetap saja tertidur pulas sampai bajunya berhasil kulepas. Kudekatkan bibirku ke payudara Ika, kujilati putingnya dan itupun tak membuatnya bangun.

Penisku semakin mengeras, lidahku tetap saja bermain dengan kedua puting Ika. Saat aku menggigit putingnya, Ika kaget dan langsung terbangun, namun aku segera menyambar bibirnya dengan bibirku, agar dia tidak menjerit. Kulumat bibirnya, kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Ika yang semula diam mungkin karena kaget, kini dia mulai membalas lumatanku..


Setelah aku yakin kalau Ika gak bakal teriak, aku kembali menjilati putingnya, sambil tanganku mencoba menyibakkan roknya agar tanganku dapat mengelus-elus kulit pahanya. Rupannya Ika sudah terangsang juga, dia melepas roknya dan juga CDnya. Sambil mulutnya mendesah nikmat karena jilatan lidahku di putingnya.

Saat itu kilat di luar membuat sekilas tampak terlihat memek Ika dengan bulu kemaluan yang tumbuh lebat di antara pangkal pahanya itu. Lalu bibirkupun berpindah tempat, kujulurkan lidahku, menyusup diantara rambut lebat yang tumbuh sampai di tepi memeknya. Ternyata memek Ika sudah sangat basah dan klitoris Ika sudah mulai mengeras. Kujilati dengan ganasnya, Ikapun menggelinjah dan mendesah pelan.

“Oouugghh…enak mas teruuuss…” sambil tanganya mengelus-elus kepalaku.

Ika membiarkan lidahku bermain-main dengan memeknya.

Setelah hampir 5 menit lidahku bergoyang di memek Ika, akupun pun lantas bangkit untuk segera melepas pakaian yang aku kenakan, begitu juga dengan Ika. Kami berdua melepas baju masing-masing sampai pada akhirnya kita sama-sama telanjang.

Mata Ika tampak agak terbelalak saat dia melihat ke arah bawah perutku, yang ditumbuhi oleh bulu yang lebat. Penisku sudah sangat besar dan tegang, dengan kepala penis berwarna merah mengkilat.

Kuarahkan mulut Ika untuk mendekat ke penisku, kusodorkan kepala penisku ke bibir mungilnya. Ika pun tanpa canggung lantas membuka mulutnya dan mengulum kepala penisku. Sambil tangan kanannya mengelus batang penisku sedangkan tangan kirinya meremas buah zakarku. Aku memajukan bokongku agar penisku makin masuk ke mulut Ika.


Setelah beberapa menit kutarik penisku dari mulut Ika, lalu kurebahkan tubuh Ika, rambut panjangnya kembali terurai di atas bantal. Ika tanpa disuruh dia membuka lebar kedua pahanya, sehingga dengan mudah aku langsung menempatkan diri diantara kedua pahanya. Kulumat kembali bibirya sebelum penisku memasuki lubang memeknya. Sambil tanganku meremas payudaranya.

Kemudian aku mulai memasukan penisku ke dalam memeknya, kutekan perlahan hingga akhirnya “ Bleeeesss…” Tak begitu sulit penisku masuk ke dalam memek Ika, dikarenakan mungkin sudah basah. Ika mendesah pelan penuh kenikmatan.

“Ahhh…masss…” desahnya pelan takut membangunkan ibunya.

Dengan perlahan aku maju mundurkan batang penisku

sampai akhirnya tertahan oleh dasar kemaluan Sri. Ternyata kemaluanku cukup besar dan panjang bagi Sri, namun ini hanya sebentar saja, karena segera terasa Sri mulai sedikit menggerakkan bokongnya sehingga aku dapat mendorong batang kemaluanku sampai habis, menghunjam ke dalam liang kemaluan Sri.

Aku membiarkan batang kemaluanku di dalam liang kemaluan Sri sekitar 20 detik, baru setelah itu aku mulai menariknya perlahan-lahan, sampai kira-kira setengahnya, lalu aku dorongkan dengan lebih cepat sampai habis. Gerakan bokongku ternyata membangkitkan berahi Sri yang juga menimpali dengan gerakan bokongnya maju dan mundur, kadangkala ke arah kiri dan kanan dan sesekali bergerak memutar, yang membuat kepala dan batang kemaluanku terasa di remas-remas oleh liang kemaluan Sri yang makin membasah.

Tidak terasa, Sri terdengar mendasah dasah, terbaur dengan dengusan nafasku yang ditimpali dengan hawa nafsu yang makin membubung. Untuk kali pertama aku menyetubuhi Sri, aku belum ingin melakukan gaya yang barangkali akan membuatnya kaget, jadi aku teruskan gerakan bokongku mengikuti irama bersetubuh yang tradisional, namun ini juga membuahkan hasil kenikmatan yang amat sangat. Sekitar 40 menit kemudian, disertai dengan jeritan kecil Sri, aku hunjamkan seluruh batang kemaluanku dalam dalakutekan dasar kemaluan Sri dan seketika kemudian, terasa kepala kemaluanku menggangguk-angguk di dalam kesempitan liang kemaluan Sri dan memancarkan air maniku yang telah tertahan lebih dari satu minggu.


Terasa badan Sri melamas, dan aku biarkan berat badanku tergolek di atas buah dadanya yang montok. Batang kemaluanku mulai melemas, namun masih cukup besar, dan kubiarkan tergoler dalam jepitan liang kemaluannya. Terasa ada cairan hangat mengalir membasahi pangkal pahaku. Sambil memeluk tubuh Sri yang berkeringat, aku bisikan ke telinganya,



“Sri, terima kasih, terima kasih..”