Duda Dan Janda Binal | CERITA SEX



PornDewasaX3 - Cerita sex kali ini menceritakan seorang laki-laki tua yg berstatus duda yg pada suatu keErlin mendapatkan kembali gairah sex nya! Namaku nggak penting. Langsung aja ini ceritanya. Usiaku hampir menginjak 51 thn, karena memang hidupku dari sejak kecil di tapanuli dulu sudah keras, tampangku jauh lebih tua dari usiaku sebenarnya. Udah nggak tampan, kulitku hitam, muka tua lagi, lengkaplah sudah.

Istriku sudah tak ada, anak-anakku pun sudah merantau ke jawa semuanya dan aku merantau di medan ini seorang diri. Di Medan ini sudah hampir semua kerjaan kulakukan. Pernah aku menarik becak, kuli proyek dan segala macam. Akhirnya aku kenal dgn Pak Edi, seorang pengusaha muda keturunan yg sukses.

Aku tinggal dirumahnya inilah. Dirumah ini semua pekerjaan kulakukan saja. Satpam iya, pembantu pun iya. Karena tampangku yg tua, teman-temanku memanggilku opung. Pak Edi dan keluarganya jg memanggilku begitu

Pak Edi usianya lebih muda dariku, sekitar 39 thn dan istrinya Bu Erlin berusia 32 thn orangnya cantik bermata sipit, kulit putih bersih, berdada montok dan yahh, pokoknya menariklah. Mereka memiliki dua anak perempuan. bermata sipit, kulit putih bersih dan memang cantik-cantiklah.

Hampir 2 tahun aku bekerja di rumah ini. Pak Edi dan keluarganya pun sudah akrab dengaku. Kecuali Bu Erlin yg memang orangnya agak jutek dan jaim. Tp aku acuh aja. Yg penting kerjaanku beres, gajiku lancar itu saja

Hari minggu, Pak Edi sekeluarga pergi berlibur ke pantai. Sekali ini, aku diajaknya. Setelah mengantar Bu Erlin dan anak-anaknya ke suatu resort untuk berenang manghabiskan waktu di situ, Pak Edi mengajakku ke perkebunan milik keluarga mereka yg lokasinya tak jauh dari situ. sore harinya aku dan pak Edi kembali ke resort itu untuk menjemput istri dan anak-anaknya. Ternyata bu Erlin sudang menunggu di lobby resort tersebut, beserta Veronica dan Mesya yg ternyata keduanya tertidur di kusri sofa masih memakai baju renangnya!. Ternyata Veronica dan Mesya kecapean berenang, dan teridur tanpa mandi, tanpa ganti pakaian.

Singkat cerita, kedua anak itu kami angkat ke dalam mobil pak Edi. Ini yg hebat! aku memang nggak bisa nyetir, jelas pak Edi yg harus menyetir denga bu Erlin duduk di sampingnya. Di belakang, karena penuh dgn barang-barang, terpaksa veronica duduk di tengah, dan aku duduk di pinggir sambil memangku Mesya yg ketiduran itu. Sebelum naik mobil, kepalaku sudah terasa pusing memikirkan kemungkinan ini. Dan ternyata setelah kejadian itu, aku benar-benar menggigil.

Selama ini aku tak pernah ada hasrat seksual pada mereka. Tp sekarang, Veronica, anak 12 tahun yg cantik itu duduk dgn posisi pantatnya di atas penisku cuma dgn pakaian renang. Belum lagi kakaknya Mesya tidur di samping kami hanyadgn short dan tank top berwarna biru. Siaalllll, penis tuaku benar-benar bergetar dibikinya


Di perjalanan, bu Erlin menyuruhku untuk menyelimuti tubuh Veronica dan Mesya dgn selimut yg ada di mobil. Masuk akal, karena Veronica dan Mesya pasti kedinginan karena AC mobil. Baru 15 menit berjalan menuju rumah, aku sudah haru membenarkan posisi penisku. Karena tadi memang mengerut kecil, tp setelah terkena tindihan pantat mesya, mau tak mau aku harus merogoh penisku untuk meneggakan posisinya.

Sepanjang perjalanan itu, aku benar-benar hampir meledak. Jalanan tak mungkin mulus semua. Sedikit gerakan mobil udah cukup untuk membuat tubuhku dan tubuh Mesya bergoyang. Kedua kaki Mesya kukangkangkan kutaruh di kedua sisi kakiku. Kemaluan Mesya ku posisikan tepat di atas tonjolan batang penisku. Benar-benar nikmat, Beraini aku sumpah! Tangan kiriku ku lingkarkan di pinggang Mesya, supaya posisi pantanya dan kemaluanya tetap tepat di atas batang penisku. Tangan kananku kurangkulkan ke tubuh Veronica yg sedang tertidur pulas disampingku.

Pastinya, kedua tanganku itu pun tak bisa diam. Tangan kiriku meraba-raba perut Mesya dan turun ke bawah. Mulanya tanganku cuma meraba-raba kemaluanya dari luar. Ah, ini aja pun sudah nikmat benar kurasa. Kuusap-usap bagian kemaluanya itu. Tp tak puas begitu saja, aku beranikan menyelipkan tanganku ke balik celana dalamnyanya. Terasa belum ada bulu di situ. Sensasi yg sangat luar biasa sudah menguasai otakku saat itu. Terus jari jari tanganku yg kasar ini bergerak. Nah, ini belahan kemaluanya terasa. Seperti satu garis saja. Ku usap-usap, kuaraba-raba. Nikmat, Gilakk, Sumpah!!!

Dan tanganku kananku pun jelas tak mau diam. Setelah mulanya hanya meraba-raba toket kanan Veronica dari luar pakaianya, kini keberanikan lagi menyelipkan tangan kananku ke dalam tank topnya. Sudah ada bh memang di sana. Tp tak apa, tak kurang nikmatnya. Dgn halus ke elus-elus dan keremas-remas pelan toket mungil si Veronica. Merem melek mataku, benar-benar nikmat.

Sensasinya sungguh luar biasa! Tangan kiriku mengusap-usap kemaluan Mesya dan tangan kananku meremas pelan toket Veronica. Percayalah, tak mungkin ada sensasi sehebat ini. Pantatku kegerakkan perlahan-lahan, agar penisku pun tergesek-gesek ke pantat dan kemaluan Mesya.

Sementara mobil melaju, kekurangajaranku pun bertambah meningkat. Secara perlahan kubuka kancing celanaku dan ku keluarkan batang penisku. Selimut yg menutupi sebagian tubuh kami memang sangat membantu, sungguh aku sangat berterima kasih pada bu Erlin tadi. Penis tuaku ini sudah tegak mengeras sekeras besi, aku gesek-gesekkan ke paha mulus Si Mesya. Nahkan kutsrik sedikit sisi bawah celananya dan kudorong pantatku biar kepala penisku menyentuh bibir kemaluanya. Guncangan pada mobil yg sedang melaju sungguh membantuku merasakan gesekkan- gesekkan cabul ini. Maaf tuan, maaf nyonya, tp inilah nikmat duniawi tertinggi seumur hidupku.


Mereka berdua memang lelah luar biasa. Tak ada tanda-tanda mereka bangun atau tersadar. Sungguh sangat beruntung kurasakan. Dan akhirnya, sekitar 30 menit sebelum sampai ke rumah, aku sudah tak tahan lagi. Ku semburkan pejuhku di selangkangan Mesya. Tubuhku bergetar hebat, gigiku merapat menahan teriakan dari mulutku. Kurasakan ada cukup banyak pejuhku tertumpah di situ. Pasti sanga kotor. Kulirik Veronica masih tidur dgn lelapnya, Mesya pun demikian. Aku menarik nafas panjang. Nikmat, sungguh-sungguh luar biasa sensainya. Perlahan ku lap tumpahan pejuhku dgn selimut itu. Aku yakin masih ada sisa-sisa pejuh yg menempel di bibir kemaluan Mesya, tp kubiarkan saja, entah kenapa otakku pun jadi tak beres lagi. Tp aku berjanji pada diriku untuk langsung membawa selimut itu ke tempat cucian sesampainya di rumah nanti.

Hari kedepanya, tak ada perkembangan bearti. Kelihatanya pun Mesya dan Veronica dan kedua orang tuanya tak pernah tau apa yg kulakukan di dalam mobil saat itu. Justru aku sekarang yg kelimpungan. Pandanganku terhadap mesya dan Veronica, sudah tak seperti ,elihan anak majikan atau bahkan cucu lagi. Dimataku kedua anak ini adalah gadis molek yg sangat menggairahkan.

Oya, dirumah itu, selain kami ber-5 jg ada pembantu mereka. Namanya Tati, asal jawa. Aku sering ngobrol-ngobrol dgnya, jadi tau sedikit latar belakangnya. Usianya masih 22 thn, tp sudah menjanda
, punya anak 1 yg tinggal bersama neneknya di jawa. Orangnya tdk begitu cantik, agak pendek tp padat, pinggang kecil tp toketnya dan pantatnya montok dan berkulit putih bersih

Sejak kejadian di mobil itu, gairahku memang selalu tinggi. Tak heran, Si Tati ini pun selalu kutatap dgn jalang. Apa lagi si Tati ini orangnya agak kurang ajar. Dirumah sering mengenakan celana atau rok pendek dgn kaos ketat saja. Pantatnya yg bulat padat itu sering menjadi sasaran cubitanku. Biasanya dia cuma cengengesan dan ketawa saja menanggapi keisenganku.

Pada suatu sore, aku sedang mandi di kamar mandi belakang. Pak edi sekeluarga sedang pergi, Si Tati pun tadi bilang mau belanja ke mini market dekat sini. Sambil mandi memang sering kukocok-kocok penis tuaku ini sambil kusabuni hingga setengah tegang. Akhir-akhir ini memang aku sering masturbasi sendiri. Semua kubayangkan di kepalaku. Mesya yg cantik, gundukan kemaluan Veronica, toket dan pantat montok Tati, Sampai Istri majikanku Bu Erlin pun ikut di khayalanku.


Tiba-tiba pintu kamar mandi dibuka, Tadi memang pintu kamar mandi tdk kukunci, karena aku cuma sendiri di rumah. Belum hilang rasa kagetku, tiba tiba si Tati nyelonong masuk, melorotkan rok dan CD nya. Sepertinya Tati belum sadar kalau aku ada di dalam kamar mandi itu. Langsung Tati jongkok di atas WC dan terdengar brattt breett brottt. Bah, kayaknya dia sakit perut. Setelah duduk, baru dia liat aku di situ dalam keadaan bugil dgn batang penis setengah tegang. Langsung dia menarik ember di sampingnya untuk menutupi kemaluanya yg mengangkang. Tadi sempat kulihat sekilas kemaluanya, tembem dgn rambut yg agak tebal.

“Duuhhh! Opung kok disini sich??” tanyanya setengah teriak terkejut.
“Bah, Kau itu yg asal nyelonong masuk aja. Aku lagi mandi”
“Iya opung, maaf abis aku kebelet banget. Tadi nggak tau abis nggak kedengeran suara orang lagi mandi, ya udah aku masuk aja.” Jawab Tati sambil matanya melirik kearah batang penisku.

Aku diam, aku lanjutkan mandiku, bersabun sambil mengelus-elus batang penisku yg tentu saja semakin mengeras

“Kau ini Tati, Jadi keras kali penisku ini kau bikin bah.”
“Ah opung, otaknya langsung ngeres. Aku kan cuma numpang eek”
“Iya tp coba kau lihat ini, si otong sudah tegak keras kali. Macam mana ini? Eh, bulu kemaluanmu itu lebat kali. Kenapa nggak kau potong sekali-sekali.” Aku cengengesan tak tau malu sambil masih terus mengelus penisku yg sudah mengeras.
“Ah ngaco aja nich si opung. Jadi malu aku. Eh, bawa sini gayungnya. Aku mau cebok
“Ah bentar ini masih kupakai” kumat isengku, aku duduk di kursi kecil yg ada di kamar mandi itu, sambil bersandar ke tembok
“Opung!! Pinjem gayungnya sebentar dong!!”
“Tak bisa Ti. Mana aku yg cebokin aja..”
“Nggak mau ah. Gila kamu pung!!. Tati setengah merengek

Setelah lima menitan Tati merengek tanpa kuhiraukan, akhirnya dia mengalah dan mau kucebokin

“Tp masih kotor pung. Apa nggak jijik?”
“Ah tak apa Ti. Mendekat sini kau” Suaraku parau, batang penisku bergetar

Tati beringsut ke arahku dgn muka merah menahan malu. Melangkah setengah jongkok sambil menutupi kemaluanya dgn kedua tanganya. Setelah agak dekat, dia berbalik dan jongkok tepat di depanku. Mata nakalku sudah nanar melihat pantatnya yg bulat padat itu. Kuambil air dgn gayung di tangan kanan, tangan kiriku gemetaran merogoh ke bawah pantatnya, ke selangkanganya.

“Pantat kamu mantap kali Ti. Bikin nafsu” bisikku sambil memulai mencoboki pantat Tati.

Terasa masih ada sisa kotoran di lubang anusnya. Tp nafsu sudah di pucuk ubun-ubun, tak terasa jijik sama sekali. Malah mungkin makin menambah gairahku.

“Eeegghhh.. Geli pung” Tati berbisik, dgn kepala menunduk menahan malu

Kemudian kusabuni sekitar lubang anusnya, kuusap dan kuelus-elus. Tati yg masih jongkok membelakangiku sambil tersedu-sedu. Tak bisa kutahan lagi, jari-jariku semakin nakal. Jari tengah tangan kiriku menusuk masuk ke dalam lubang kemaluan Tati, dan jari telunjuk melesak masuk ke lubang anusnya. Tangan kananku bergerak melingkari pinggangnya, kutarik dia makin dekat ke ke arahku

“Aaahhhh, geli banget pung, jorok..” kepalanya mendongak, nafasnya terengah-engah, pasti diapun sudah mulai terangsang.

Aku tau itu, karena kemaluanya sudah terasa basah dan semakin basah oleh lendir kenikmatanya. Penisku nggak usah di tanya lagi. Sudah tegang mengeras, menyundul pantat si Tati dari belakang.

“Tak ada jorok Ti.., kan sudah aku bersihkan pakai sabun. bisikku

Tak puas dgn itu, kudorong tubuh Tati sampai dia nungging, bertumpu pada sikunya di lantai kamar mandi. Dgn posisi seperti itu, pantat Tati semakin jelas di mataku. Ku guyur pakai air, sampai bersih sabun yg ada di pantat Tati. Dan terlihat jelas lubang pantat Tati yg kecil mungil. Kemaluanya sungguh tembam dgn rambut di sekitarnya yg agak tebal. Entah siapa yg mendorong, kepalaku maju, lidahku nyasar di lubang anus si Tati. Kujilati lubang anus yg kecil mungil, sambil jari telunjukku terus menusuk-nusuk lubang kemaluan si Tati yg aduhay. Malah jari tengahku pun akhirnya ikut menemani jari telunjukku menusuk ke dalam lubang kemaluan Tati.


Sementara si Tati sudah mulai meracau tak karuan, sebentar menunduk sebentar mendongak sambil mulutnya mengeluarkan suara erangan, jeritan atau apalah namanya. Yg jelas makin mempermseum suasana di kamar mandi itu. Lubang kemaluanya dan lubang anusnya terus kujilati, kutusuk dan kulalap dgn ganas. Tak lama kemudian, tangan kiri Tati menggapai ke arah kepalaku, menjambak rambutku sambil mengerang kencang.

“Opunggg… oooogghhh… ampunnn punggg!!!” Orgasme si Tati

Aku tersenyum dalam hati. Masih mantap jg permainan lidahku. Padahal penisku belum beraksi, hehehehehe…

Kujilati lagi semua lendir kenikmatan di selangkangan si Tati dan di jari-jariku. Tati mengelinjang ke samping, terkapar di lantai kamar mandi. Bajunya basah semua, matanya merem melek toketnya terlihat naik turun, terengah-engah. Kudiamkan saja sesaat untuk melepas lelahnya.

“Ti, bajumu basah semua, Mandilah sekalian” kataku sambil meraih pundaknya, membantu untuk bangkit .
“Opung sungguh gila. Kacaulah kita ini.” katanya sambil membiarkan aku melucuti kaos dan bhnya

Setelah bh nya terlepas, terpampanglah dua gundukan besar itu di depanku. Entah ukuran berapa, tak tau aku, yg jelas dua gundukan itu benar-benar besar. Langsung kuraba, kuremas-remas dan kujilati puting susunya. Tati membiarkan saja sambil memeluk kepalaku di dadanya. Tak lama kemudian, kepalaku mulai naik dan menyium bibirnya. Bibir kami saling berpagutan dan bersilat lidah sambil berdiri. Tangan Tati pun tak tinggal diam, meraba, mengelus dan mengocok-ngocok batang penisku yg dari tadi di anggurin.

“Tati.., kau kulum penis opung ya?”
“Hhhgg, pokoknya aku bales pung. Sini opung duduk di pinggir bak mandi aja.” katanya

Dgn posisiku setengah duduk di pinngiran bak mandi, Tati meraih sabun dan membersihkan batang penisku. Disabuni jg lubang pantatku, lincah sekali dia. Aku cuma memperhaErlinn sambil sesekali meremas toketnya. Setelah menyabuni, disiramnya dgn air dan mulailah dia menjilat batang penisku. Semua dijilatinya, batang penisku, biji peerku sampai ke lubang anusku. Sungguh nikmat sekali. Baru kali ini aku merasakan jilatan di lubang anusku. Sensasinya sungguh luar biasa. Dan yg lebih mantap lagi, sobat, adalah ekpresi di wajah si Tati ini. Sudah kubilang tadi, dia begitu cantik. Tp saat itu dia menjilati biji penisku menatap mataku. Matanya sayu setengah terpejam. Ah, pokoknya, benar-benar mantaplah…

Tak tahan dgn posisiku setengah berdiri di pinggiran bak ini, akhirnya aku turun, duduk di lantai. Kutarik si Tati duduk di atas penisku

“Udah Tiii…, masukin aja ya, aku sudah tak tahan lagi,” bisikku dgn nafas terengah-engah.

Tati menurut, dia duduk diatas penisku, matanya sayu, tanganya menuntun batang penisku untuk masuk ke dalam lubang kemaluanya yg memang masih basah. Tak susah masuknya.

Zhleebbb!!! penisku melesak ke dalam lubang kemaluanya. Kutari Tati agar tubuhnya merapat ke aku. Dia pun menyiumi wajahku. Lidahnya menyapu hidungku, bibirku, telingaku dan seluruh rongga ,mulutku dijilatinya. Sambil pantatnya bergerak naik turun di penisku dan toketnya bergoyang-goyang di dadaku. Dunia tak ada lagi. Yg ada hanya aku, Tati dan getaran nafsu di antara kami.

Tanganku sibuk meremas pantat bohaynya. Tak puas dgn itu, jari-jariku pun mulai berkelana lagi menusuk-nusuk lubang anusnya. Sungguh anugerah terindah dalam hidup setua ini

Entah berapa lama, Aku meledak! Tangan kiriku menekan pantatnya ke bawah, kuremas sekuat tenagaku, tangan kananku menjambak rambutnya. Sambil kuhisap lidah Tati, penisku menyemburkan pejuh di dalam kemaluan hangatnya Tati.


Tati pun mengerang tak karuan, nafasnya terengah-engah hebat. Kukunya mencengkram pundakku, lidahku pun digigitnya. Kalau pun putus, aku tak kan peduli. Dan kami berdua terkulai lemah. Penisku sudah loyo, masih tertanam di dalam kemaluanya. keringat kami bercampur. Baunya benar-benar aneh, tp nikmat. Dan terasa lendir kemaluanya bercampur dgn pejuhku, turun keluar dari lubang kemaluanya, meneulusuri menyapu penis dan biji pelerku

Sejak kejadian itu, Tati pun menjadi pacarku. Pacar istri, partner sex atau TTM, apalah namanya. Yg penting, hampir setiap hari aku melakukanya. Ada stu ritual tetap yg selalu kami lakukan, yaitu saling menjilati lubang anus masing-masing. Entah kenapa, Tati kelihatan selalu antusias setiap kali menjilati lubang anusku. Dan akupun semakin ketagihan. Sensasi yg kurasakan setiap kali dia melakukan itu, sungguh membuatku semakin bernafsu

Semua hasrat nafsu yg kurasakan terhadap Mesya, Veronica dan termasuk Bu Erlin, kutumpahkan seleuruhnya pada Tati. Benar-benar nikmat hidup tuaku ini….