PornDewasaX3 - Kejadian ini terjadi saat liburan akhir semester yang lalu, aku berlibur di bandung, satu minggu lebih aku habiskan di kota kembang reuni teman SMA yan kebetulan kuiliah disana, saya sendiri kuliah di Daerah Yogyakarta, rencanaya saya pakai angkutan darat untuk menuju kesana, pukul jam 2 siang aku sampai di terminal bandung.
Saat
sedang asyik membolak-balik Taboid Olahraga kesukaan saya, tiba-tiba
seorang anak kecil berusia 4 tahunan terjatuh didepan saya, sontak
tangan ku menarik si gadis kecil itu.
Sebelum Mengijak Ke Cerita Bisa Lihat
“Makasih Dik, maklum anak kecil kerja nya lari-lari mulu” ungkap seorang wanita setengah baya seraya mengumbar senyum manisnya.
Namun
walau hampir kepala tiga, Mbak Tina, demikian dia memperkenalkan
dirinya pada saya, masih keliatan seperti gadis muda yang lagi
ranum-ranum nya….dada gede (34B), pantat bahenol dibarengi pinggul seksi
membuat ku terpaku sejenak memandanginya.
“Maaf, boleh saya duduk disini” suara Mbak Tina dengan logat sundanya yang khas memecah ‘keheningan’ saya
“Ssii… silakan Mbak,” balas ku sambil menggeser pantat ku dibangku ruang tunggu bis antar kota di kota kembang itu.
“Mau kemana mbak’”saya coba membuka pembicaraan.
“Anu… saya teh mau ke jogja. Biasa beli barang-barang buat dagang. Adik mau kemana?”
“Sama,
jogja juga. Mbak sendiri?” pandangan ku melirik payudara nya yang
belahan nya jelas dari kaos lumayan ketat yang dipakainya.
“Ya, tapi ada yeyen kok” katanya sambil menunjuk si kecil yang asik dengan mainannya.
“Saya Andi Mbak” ucapku sambil mengulurkan tangan yang langsung disambutnya dengan ramah.
“Kalo
gitu saya manggilnya mas aja ya, lebih enak kedengarannya” ungkap si
mbak dengan kembali mengumbar senyum manisnya. Mungkin karena ketepatan
jurusan kami sama, saya dan Mbak Tina cepat akrab, apalagi apa karna
kebetulan ato gimana, kami pun duduk sebangku di bis yang memang pake
formasi seat 2-2 itu.
Dari
ceritanya ku ketahui kalo Mbak Tina janda muda yang ditinggal cerai
suami sejak 2 thn lalu. Untuk menyambung hidup dia berjualan pakaian dan
perhiasan yang semua dibeli dari jogja. Katanya harga nya murah.
Rencananya di Jogja 2-3 hari.
Pukul
4.30 sore, bis meninggalkan terminal tersebut, sementara didalam bis
kamu bertiga asyik bercengkarama, layaknya Bapak-Ibu-Anak, dan cepat
akrab saya sengaja memangku si kecil Yeyen, sehingga Mbak Tina makin
respek pada saya.
Tak
terasa, waktu terus berjaan, suasana bis begitu hening, ketika waktu
menunjukkan pukul 11 malam. Si kecil Yeyen dan para penumpang lain pun
sudah terlelap dalam tidur. Sedangkan saya dan Mbak Tina masih asyik
dalam obrolan kami, yang sekali-kali berbau ha-hal ‘jorok’, apalagi
dengan tawa genitnya Mbak Tina sesekali mencubit mesra pinggang saya.
Suasana
makin mendukung karna kami duduk dibangku urutan 4 dari depan dan
kebetulan lagi bangku didepan, belakang dan samping kami kosong semua.
“Ehmm..mbak, boleh tanya ga nih, gimana dong seandainya pengen gituan kan dah 2 taon cerainya.” tanya ku sekenanya.
“Iiihh,
si mas pikiran nya..ya gimana lagi, palingan usaha sendiri… kalo ga,ya…
ini,si Yeyen yang jadi sasaran marah saya, apalagi kalo dah sampe di
ubun-ubun.” jawabnya sambil tersipu malu.
“Masa… Ga mungkin ga ada pria yang ga mau sama mbak, mbak seksi, kayak masih gadis” aku coba mengeluarkan jurus awal.
Tiba-tiba
si yeyen yang tidur pulas dipangkuan Mbak Tina, nyaris terjatuh..
sontak tangan ku menahannya dan tanpa sengaja tangan kami bertemu. Kami
terdiam sambil berpandangan, sejenak kemudian tangan nya ku remas kecil
dan Mbak Tina merespon sambil tersenyum.
Tak
lama kemudian dia menyandarkan kepalanya di bahuku, tapi aku mencoba
untuk tenang, karena ‘diantara’ kami masih ada si kecil yeyen yang lagi
asik mimpi..ya memang ruang gerak kami terbatas malam itu. Cukup lama
kami berpandangan, dan dibawah sorot lampu bis yang redup, ku beranikan
mencium lembut bibir seksi janda cantik itu.
“Ssshhh…
ahhh… mas” erangnya, saat lidah ku memasuki rongga mulutnya, sementara
tangan ku, walau agak sulit, karna yeyen tidur dipangkuan kami berdua,
tapi aku coba meremas lembut payudara seksi nan gede itu.
“Terus mas… enak….. ouhhhh” tangan nya dimasukin aja mas, gak keliatan kok’” rengeknya manja.
Adegan pagut dan remas antara kami berlangsung 20 menitan dan terhenti saat yeyen terbangun
“Mama…,
ngapain sama Om Andi” suara yeyen membuat kami segera menyudahi ‘fore
play’ ini dan terpaksa semuanya serba nanggung karna setelah itu Yeyen
malah ga tidur lagi.
“Oya, ntar di Jogja tinggal dimana Mbak” tanya ku.
“Hotel Mas… Napa? Mas mau nemenin kami…???”
“Bisa, ntar sekalian saya temenin belanjanya, biar gampang, ntar cari hotelnya disekitar malioboro aja.”
Pukul
7 pagi akhirnya kami tiba di terminal Giwangan, Jogja… dari terminal
kami bertiga yang mirip Bapak-Ibu dan anak ini, nyambung bis kota dan
nyampai dikawasan malioboro setengah jam kemudian.. setelah muter-muter,
akhirnya kami mendapatkan hotel kamar standart dengan doble bed
dikawasan wisata jogja itu.
Setelah semua beres, si room boy yang mengantar kami pamit.
“Yeyen, mau mandi atau langsung bobo chayank?”
“Mandi aja, Ma… Oya, Om Andi nginep bareng kita ya..?” si yeyen kecil menanyaiku
“Ya,
biar mama ada temen ngobrolnya.” jawab Mbak Tina sambil ngajak Yeyen ke
kamar mandi yang ada dalam kamar. Di dalam ternyata si mbak telah
melepas pakaiannya dan hanya melilitkan handuk di tubuh seksinya.
Dengan
posisi agak nungging, dengan telaten Mbak Yeyen menyabuni si Yeyen, dan
karena pintu kamar mandi yang terbuka, nampak jelas cd item yang
membalut pantat seksi itu. Seperti Mbak Tina sengaja memancing naluriku,
karena walau tau aku bisa ‘menikmati’ pemandangan tersebut, pintu kamar
mandi tidak ditutup barang sedikitpun.
Tak lama kemudian, Yeyen yang telah selesai mandi , berlari masuk ke dalam kamar..
“Gimana, Yeyen udah seger belom?” godaku sambil mengedipkan mata ke arah Mbak Tina
“Seger Om…. Om mau mandi??”
Belum sempat ku jawab…..
“Ya ntar Om Mandi mandinya bareng mama, sekarang yeyen bobo ya…” celetuk Mbak Tina sambil tersenyum genit kearah ku.
Selagi
Mbak Tina menidurkan anaknya, aku yang sudah masuk ke kamar mandi
melepas seluruh pakaian ku dan ‘mengurut-urut’ penis ku yang sudah
tegang dari tadi. Lagi asiknya swalayan sambil berfantasi, Mbak Tina
ngeloyor masuk kamar mandi.
Aku kaget bukan kepalang..
“Udah gak sabar ya……” godanya sambil memandangi torpedo ku yang sudah ‘on fire’
“Haa…
aaa… Mbak…” suaraku agak terbata-bata melihat Mbak Tina langsung
melepas lilitan handuknya hingga terpampang payudara nya yang montok
yang ternyata sudah ga dibungkus BH lagi, tapi penutup bawah nya masih
utuh.
Tanpa mempedulikan kebengongan ku, Mbak Tina langsung memelukku.
“Jangan
panggil Mbak dong. Tina aja” rengeknya manja sambil melumat bibirku dan
tangan kirinya dengan lembut mengelus-elus kemaluan ku yang semakin ‘on
fire’.
Aku
sudah dirasuki nafsu biarahi langsung membalas pagutan Tina dengan
tatkala ganasnya. Perlahan jilatan erotis Mbak Heny turun ke leher,
perut… hingga sampe dibatang kemaluan ku.
“Berpengalaman sekali dia ini…” pikirku.
Jilatan yang diselingi sedotan, kuluman dibatang kemaluan hingga buah pelir ku itu membuatku serasa terbang melayang-layang….
“Ohhhh…
Tina… nikkk… mat… teruss… isepppp” desahku menahan nikmatnya permainan
oral janda seksi ini sambil mengelus-elus rambutnya.
15 menit lamanya permainan dahsyat itu berlangsung hingga akhirnya aku merasa sesuatu yang ingin keluar dari penis ku.
“Akhh…
hh… aku keulu..aaarrr…” erangku diikuti semprotan sperma ku dimulut
Tina yang langsung melahap semua sperma ku persis seperti anak kecil
yang melahap es paddle pop sambil tersenyum ke arahku..
Setelah
suasana agak tenang, aku menarik tangan Tina untuk berdiri, dan dalam
posisi sejajar sambil memeluk erat tubuh sintal janda seksi ini, mulutku
langsung melumat mulut Tina sambil meremas-remas pantatnya yang padat.
Tina
membalasnya dengan pagutan yang tatkala ganas sambil tangan nya
mengenggam penisku yang masih layu dan mengurut-urutnya. Dan dengan
buasnya aku mengecup dan menyedot dari leher terus merambat hingga ke
payudara nya yang padat berisi.
“Oohhh.. Ndi…. ahhkkhh.” erangnya tatkala mulutku mulai bermain di ujung putingnya yang tegang dan berwarna coklat kemerahan.
Tanpa
melepas lumatan pada mulut Tina, perlahan aku mulai mengangkat tubuh
sintal tersebut dan mendudukannya diatas bak mandi serta membuka
lebar-lebar pahanya yang putih mulus.
Tanpa
dikomando aku langsung berlutut, mendekatkan wajahku kebagian perut
Tina dan menjilati yang membuat Tina menggelinjang bak cacing kepanasan.
Jilatin
ku terus merambat ke bibir vagina nya yang licin tanpa sehelai bulu
pun. Sesaat kemudian lidahku menjilati sambil menusuk-nusuk lubang
vagina Tina, yang membuatnya mengerang histeris.
“Ndi… sudah…. Ndi… masukinn punyamu…. aku sudah ga tahan…. ayo sayang…” pinta nya dengan nafas memburu.
Tak
lama kemudian aku berdiri dan mulai menggesek-gesekkan penis ku yang
sudah tegang dan mengeras dibibir vagina Tina yang seseksi si empunya.
“Sudah…. say…. aku ga ta.. hann… nnn… masukin..” rengek Tina dengan wajah sayu menahan geora nafsunya.
Perlahan
namun pasti penisku yang berukuran 17 cm, ku masukkan menerobos vagina
Tina yang masih sempit walau sudah berstatus janda itu.
“Pelann…
dong say.. sudah 2 tahun aku gak maen..” pinta nya seraya memejamkan
mata dan menggigit bibirnya sendiri saat penisku mulai menerobos lorong
nikmat itu.
Ku
biarkan penis ku tertanam di vagina Tina dan membiarkan nya menikmati
sensasi yang telah dua tahun tak dia rasakan. Perlahan namun pasti aku
mulai mengocok vagina janda muda ini dengan penis ku yang perkasa.
Untuk
memberikan sensasi yang luar biasa, aku memompa vagina Tina dengan
formasi 10:1, yaitu 10 gerakan menusuk setengah vagina Tina yang dikuti
dengan 1 gerakan full menusuk hingga menyentuh dinding rahimnya.
Gerakan
ini ku selingi dengan menggerakkan pantatku dengan memuter sehingga
membuat Tina merasa vagina nya diubek, sungguh nikmat yang tiada tara
terlihat dari desisan-desisan yang diselingi kata-kata kotor keluar dari
mulutnya..
“Ouggghh….
kontolmu enak say… entot Tina terus say… nikmat” rintihnya sambil
mengimbangi gerakanku dengan memaju-mundurkan pantatnya.
Tiga
puluh menit berlalu, Tina sepertinya akan mencapai orgasmenya yang
pertama. Tangan nya dengan kuat mencengkram punggung ku seolah meminta
sodokan yang lebih dalam di vaginanya. Tina menganggkat pinggulnya
tinggi-tinggi dan menggelinjang hebat, sementara aku semakin cepat
menghujam kan penisku di vagina Tina…
“Ooouhhh…. aaahhhh…. hhh…” erang Tina saat puncak kenikmatan itu dia dapatkan..
Sejenak
Mbak Tina kubiarkan menikmati multi orgasme yang baru saja dia
dapatkan. Tak lama kemudian tubuh sintal Mbak Tina ku bopong berdiri dan
kusandarkan membelakangi ku ke dinding kamar mandi.
Sambil
menciumi tengkuk bagian belakang nya, perlahan tangan ku membelai dan
mengelus paha mulus Mbak Tina hingga tangan ku menyentuh dan meremas
kemaluan nya dari belakang, membuat nafsu birahinya bangkit kembali.
Rangsangan
ini ku lakukan hingga aku persis berjongkok dibelakang Tina. Apalagi
setelah jilatan merambat naik ke vagina Mbak Tina dan mengobok-obok
vagina yang semakin menyemburkan aroma khas.
Tak
cukup sampai disitu, wajahku ku dekatkan kebelahan pantat montok itu
dan mulai mengecup dan menjilati belahan itu hingga akhirnya Mbak Tina
seakan tersentak kaget kala aku menjulurkan dan menjilati lubang anus
nya, sepertinya baru kali ini bokong seksi dan anusnya dijilati.
“Ouhh…. aakhh… ssstt…. jorok say…. apa kamu lakukan… jilat memek Tina aja..” celotehnya .
Sepuluh
menit berlalu, aku kemudian berdiri dan menarik pantat montok nan seksi
itu kebelakang dan penisku yang semakin tegang itu ku gosok-gosokan
disekitar anus Tina…
“Ouh…
ca… kittt… say… jangan disitu, Tina lom pernah say…” rengeknya sambil
menahan saat perlahan penisku menerobos masuk anusnya. Setelah
sepenuhnya penisku tertelan anus Tina, ku diamkan beberapa saat untuk
beradaptasi seraya tangan ku meremas-remas kedua payudaranya yang
menggantung indah dan menciumi tengkuk hingga leher belakang dan sampai
ke daun telinga nya.
“Nikk… matt… say..” hanya itu yang keluar dari mulut seksi Tina.
Merasa
cukup, aku mulai memaju mundurkan penis ku secara perlahan mengingat
baru kali ini anusnya dimasuki penis laki-laki. Setelah beberapa gerakan
kelihatan rasa sakit dan perih yang dirasakannya tadi sudah berganti
dengan rasa nikmat tiada tara.
Perlahan
Mbak Tina mulai mengimbangi gerakan ku dengan goyangan saat penis ku
semakin memompa anusnya, sambil tangan kananku mengobok-obok vagina nya
yang nganggur.
“Aahhh…
ooohhh… luar biasa say… nikmat…” Desah Tina menahan nikmatnya permainan
duniawi ini. 30 menit berlalu dan aku merasa puas mempermainkan anus
Mbak Tina, perlahan ku tarik penisku dan mengarahkan nya secara perlahan
ke vagina, dan memulai mengobok-obok vagina itu lagi.
20
menit kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari penisku,
hingga aku semakin mempercepat gerakan sodokan ku yang semakin diimbangi
Tina yang sepertinya juga akan mendapatkan orgamasme keduanya.
Diiringi
lolongan panjang kami yang hampir bersamaan, secara bersamaan pula
cairan hangat dan kental dari penisku dan vagina Tina bertemu di lorong
nikmat Tina.. Nikmatnya tiada tara, sensasi yang tiada duanya..
Tak
lama berselang, aku menarik penisku dan mendekatkan nya ke mulut Mbak
Tiitn yang langsung dijilatinya hingga sisa-sisa sperma yang masih ada
dipenisku dijalatinya dengan rakus.
“Tak
kusangka mas sehebat ini.. baru kali ini aku merasa sepuas ini. Badan
kecil tapi tenaganya luar biasa. Aku mau mas… aku mau kamu mas…” puji
Mbak Tina padaku dengan pancaran wajah penuh kepuasan tiada tara…
Sesaat
kemudian kami saling membersihkan diri satu dengan lainnya, sambil
tentunya sambil saling remas. Saat keluar mandi terihat Yeyen masih
terdidur pulas, sepuas mama nya yang baru saja ku ‘embat’.
Setelah
Yeyen bangun, kami bertiga jalan-jalan disekitar malioboro hingga
malam. Pukul 9 malam kami tiba di hotel, namun kali ini sambil
memandikan Yeyen, Mbak Tina tampaknya sekalian mandi.
Saat
keluar kamar mandi tanpa sungkan wanita sunda ini melepas handuknya
untuk selanjutnya mengenakan daster tipis yang tadi baru kami beli dari
salah satu toko di kawasan malioboro.
“Mas.. mandi dulu gih..” ungkapnya saat aku mendekatkan diri dan mengecup lembut bibirnya yang langsung disambutnya.
“Iihh..
mama dan om Andi, ngapain..?” protes si kecil yeyen saat kami sesaat
berpagutan didepan meja hias yang tersedia di kamar hotel itu.
Setelah
aku selesai mandi, ku lihat Tina lagi ngeloni Yeyen, dan tampaknya
kedua ibu-anak ini kecapean setalah jalan-jalan disekitar malioboro.
Akhirnya
ku biarkan Tina tidur dan aku gak ngantuk sama sekali mencoba mengisi
waktu dengan menyaksikan live liga Inggris yang waktu itu ketepatan
menyajikan big match .
Jam
12 malam lebih saat tayangan bola rampung, perlahan aku mendekati Tina
dan mulai membelai-belai betis indah janda muda itu dari balik daster
tipisnya hingga nyampe pangkal pahanya. Ketika tanganku mulai
mengusap-usap vagina, Tina terbangun. Ku ajak dia pindah ke bed satunya,
sambil ku lucuti daster tipis yang didalamnya tanpa beha tersebut.
Dengan
hanya menggunakan CD tipis berwarna krem, tubuh bahenol itu ku bopong
dan ku lentang kan di ranjang satunya, agar kami lebih leluasa dan si
Yeyen kecil bisa tidur tenang. Sambil menindihnya, ku remas dan kecup
puting payudara putih dan montok itu.
“Aahhh…. mas…” erangnya manja.
Jilatan
ku terus merambah menikmati inci per inci tubuh seksi itu hingga sampe
di gundukan nikmat tanpa sehelai rambut pun.. Hampir 20 menit lidah ku
bermain dibagian sensitive itu, hingga akhirnya..
“Ayo dong mas… cepeten masukin… dah ga tahan nih…”
Perlahan
kusapukan penis ku di vagina mungil itu. kelihatan sekali Tina menahan
napas sambil memejamkan mata nya dengan sayu dan menggigit bibir
bawahnya.
Akhirnya
burung ku masuk ‘sarang’. Ku pertahankan posisi itu beberapa saat, dan
setelah agak tenang aku mulai menyodok perlahan vagina yang semakin
basah itu.
Erangan
dan desahan nikmat yang keluar dari mulut seksi janda sintal ini,
menandakan dia sangat menikmati permainan duniawi ini.. Tanpa malu dia
mendesah, mengerang bahkan diselingi kata-kata kotor yang membangkitkan
gairah.. Sementara di bed sebelahnya si kecil Yeyen masih tertidur
pulas..
Tina, si Jada seksi yang lagi, ku garap seakan tidak memperdulikan keberadaan putrinya si kecil, Yeyen..
25
menit-an kami ‘bertempur’ dalam posisi konvensional itu, perlahan ku
angkat tubuh Mbak Tina hingga kini dia posisinya diatas. Posisi yang
nikmat, karna selain menikmati memek nya aku juga bisa dengan leluasa
meremas, mencium dan sesekali mengulum payudara montok yang ber-ayun
dengan indah itu.. baru 15 menit,tiba-tiba tubuh Tina mengejang diikuti
lenguhan panjang..
“Aaaacchh…. aauugghh… Ann.. ddii.. aakku.. kkeelluaa.. aa.. rr…”
Tak
lama Tina menghempaskan tubuhnya di dada ku, seraya mulut kami
berpagutan mesra. 5 menit lama nya ku biarkan dia menikmati orgasme nya.
Beberapa
saat, karna aku belum apa-apa, aku minta Tina menungging karna aku
pengen menikmati nya dengan posisi dogstyle.. Dalam posisi nungging
keliatan jelas pantat indah janda kota kembang ini.
Perlahan
ku kecup dan jilati belahan pantat seksi itu. Secara perlahan jilatan
ku sampe ke vagina mungilnya, Tina menggelinjang dan
menggelengkan-gelengkan kepalanya menahan nikmat.. disaat itu, tanpa
kami sadari.. si kecil Yeyen bangun dan menghampiri kami.
“Om Andi.. ngapain cium pantat mama..” selidiknya sambil terus mendekat memperhatikan memek mama nya yang ku lahap habis..
“Adek
tenang aja ya.. jangan ganggu Om Andi… Mama lagi maen dokter-dokteran
dengan Om Andi. Ntar mam mau di cuntik .. Yeyen diem aja ya…” Tina coba
menenangkan gadis kecil itu..
“Ehmm.,..
hayo Om… cuntik Mama Yeyen cekaaa.. lang Om.. dah ga tahan neh..”
rengek Tina.. sedangkan si Yeyen terlihat duduk manis dipinggiran bed
satunya, siap menyaksikan adegan yang semestinya belum pantas dia
saksikan..
Perlahan
penis ku yang sudah on fire ku gosok-gosokkan dari lubang memek Tina
hingga menyentuh anusnya, dari arah memek hingga lubang anusnya.
Dan
karena tak tega menyaksikan Tina semakin meracau dan merengek minta
segera di ’suntik’, secara perlahan ku arahkan penis ku ke liang
senggama nya yang licin oleh cairan vagina nya..
“Om, kok Mama Yeyen dicuntik pake burung Om..” protes si kecil yang belum ngerti apa-apa itu.
“Aauhh…
ahh….. lebih dalam Mass.. sss.. Ann.. dddi..” pinta Tina dalam erangan
dan desahan nikmat nya tanpa mempedulikan keberadaan Yeyen yang terlihat
bingung melihat mama nya, antara kesakitan atau menahan nikmat.
30
menit berlalu, aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari ujung penis
ku. Agar lebih nikmat, ku putar tubuh sintal janda kembang ini tanpa
mencabut penis ku hingga kami kembali paad posisi konvesional.
“Ti… tiiinn.. aku mau keluar” erang ku mencoba menahan muntahan lahar nikmat yang semakin mendesak ini…
“Ntar..
Masss.. ss.. tahann… kita bareng…” Erangnya dengan mata terpejam seraya
menggigit kedua bibirnya menahan genjotan ku yang semakin kencang di
vaginanya..
Kedua
tangan nya mencengkram punggung ku, dan dadanya diangkat membusung,
seluruh badannya tegang mengencang, diikuti dengan lenguhan panjang kami
berdua.
“Aaaccchhh….
aaauuggghh…” Maniku dan mani nya akhirnya bertemu di lorong kenikmatan
itu sementara bibir kami berpagut mesra dan tangan kanan ku meremas
payudara nya yang mengecang saat kami orgasme bareng tadi.
Sambil
menikmati sisa-sisa kenikmatan itu, kami masih berciuman mesra sambil
berpelukan mesra, sementara penisku masih ‘tertanam’ di memeknya. Sadar
dari tadi Yeyen terus memperhatikan kami,
Tina
dengan wajahnya yang penuh kepuasan sejati, mengedipkan matanya seraya
melihat ke arah Yeyen sambil tersenyum manis.. dan aku pun menghempaskan
tubuh ku disampingnya, dan saat penis ku akan ku cabut..
“Nggak
usah Mas.. biarin aja dulu di dalem..” rengeknya manja dan segera ku
hadiahi ciuman mesra di keningnya.. Tak lama kemudian Yeyen mendekati
kami yang baru saja permainan ranjang yang begitu dahsyat..
Hari
berikutnya selama Ibu dan anak ini di Jogja, kami terus melakukan
hubungan seks ini, dengan berbagai variasi dan teknik yang lebih mesra..
bahkan kadang kami melakukan nya di kamar mandi saat mandi.. Malahan
kami tak peduli lagi dengan keberadaan Yeyen. Tina juga tak segan
mengoral penis ku dihadapan Yeyen..
Liburan
tahun baru lalu aku mendatangi nya di Bandung dan menginap selama se
minggu lebih di rumah Janda seksi itu.. kepada tetangga sekitar dia
mengenalkan aku sebagai keponakan jauhnya.
Dan
yang paling penting, kami menghabiskan waktu dengan bermain seks
sepuasnya, apalagi si kecil Yeyen telah dia titipkan ditempat orang
tuanya di Ciamis, sedang selama aku disana, dia sengaja meliburkan
pembantu nya..
Begitulah
kisah seks ku dengan Tina, si janda seksi.. Dan pembaca, entah kenapa,
sejak saat itu, untuk urusan seks aku merasa lebih menikmati permainan
dengan wanita setengah baya.