Di Cabuli Bapakku Sendiri | CERITA SEX



Hai Guys, kembali lagi untuk cerita saya saat saya pada waktu itu sedang marah sekali karena kisah seks ku dengan suami saya yang begitu saya cintai tidak terlampiaskan. 

Nah, ketika itu pada saat sore hari setelah Mas Narto melaut kembali , saya berpikiran untuk berpamitan sama mertuaku untuk menjenguk Bapak. 

Dengan alasan Bapak sedang sakit. Begitulah, sore itu saya kembali lagi dirumah Bapak, dan tak ingin membuang waktu , saya langsung memeluk tubuh Bapak begitu masuk rumahnya. 

"Oh.. Bapakh, Mas Narto kejam Pak..," Saya yang menangis dipelukan Bapak diruang tamu. 

"Kamu kenapa Nak..?” 

“ Kenapa kamu..?" 

Bapak nampak khawatir melihat saya menangis. 

"Dia menyetubuhiku tapi perutku tambah sakit Pak, ini Pak disini sakit," 

Saya menuntun tangan Bapak keperut yang mulai membuncit. "Disini kah ya sayang ya..??. 

Sudah, kamu diam ya nanti Bapak obati sepenuhnya.., “

“ nah disinikan yang sakit?” 

“disini juga ya..?" 

Bapak seperti kok mengerti apa yang saya inginkan dalam posisi berpelukan sambil berdiri, tangan Bapak mulai menjelajah dari perut sampai selakanganku, membuat rasa gairahku bangkit dengan sekejap. 

"Yuk sayang, Bapak obatin dikamar...." 

Bapak menggendong tubuhku dan membaringkan saya diranjang kamarnya. Setelah itu, seperti lewati gurun yang panas, Bapak segera melepaskan pakaianku dan Bapak juga. Bapak langsung menelusuri selangkanganku yang membasah dan menjilati lagi meki ku. 

"Ohh iyaahh Pak.. begitu PAk.. Aaiiiisssshh," 

Saya tak lagi bisa mengontrol ucapan ku, nikmat sekali daya seks Bapak ku ini. Mendengar celotehku tangan Bapak naik merambati toket , sambil meremas, dan mencubiti putingnya. 

Sepuluh menit mempermainkan meki dan tokeet, Bapak rupanya tak tahan juga. Apalagi pagi tadi pasti Bapak pun sangat menyesal nafsunya tak tercapai. 

"Ouuuuuuh Nak.., kini angkat kakimu ya.. begini ya sayang," 

Bapak membimbing kakiku menopang dipundaknya. Dengan posisi itu Bapak menancapkan Rudalnya dibelahan bibir mekiku. 

"Bapak .., tolong Emi di obati ya Pak.. .. cepet Pak," 

Sepertinya saya sudah merasa gatal sekali ingin segera menerima tusukan2 kontol yang gagah dari Bapak saya. 

"Nak .., kalau lagi hamil muda memang wanita butuh beginian, kalau suamimu susah, kamu sering kemari ya, biar Bapak obtain . 

“Lagipula, kalo wanita hamil paling enak mekinya .. kayak kamu ini Nak," 

Bapak sengaja lagi mempermainkan birahiku, saya diajaknya ngobrol sementara kepala kontolnya yang sudah mengembang kayak jamur merekah dibiarkan membenam ke gerbang mekiku tanpa memasukan batangnya. 

"Gimana Nak? Kamu bicara ya sayang..?" tanyanya. 

"Duhh Bapak.. masukinn aja dong Pak, Emi nggak bisa tahan lagi nihh, “

“UUUhh.. iyaa uhh,…..Ahhh…" 

belum selesai saya meminta, Bapak menekan pinggulnya, membuat kontolnya masuk keliang senggama. 

“ Jleeeb …..Bless.. cleepp..Cluuuuppp”” 

Posisi yang dibimbing Bapak ternyata membuat semua syaraf2 dimekiku menerima rangsangan yang sangat maksimal. Dengan posisi itu kontol Bapak sangat menekan cukup dikliti ku setiap kali keluar masuk menembus liang meki ku. 

Rudal Bapak yang sedikit lebih besar dan gemuk dari rudal suamiku serasa membuat bibir mekiku ikut terasa ketarik keluar seperti monyong sedikit menerima hujaman tombak bapak ku. 

Tangan Bapak meremasi toket ku dengan begitu keras, dan tanganku hanya bisa melampiaskan nikmatku dengan meremasi juga bokong bapak ku sendiri. 

Saya begitu menikmati setiap gerakan Bapak,dan saya juga berusaha menggoyang Bapak dari bawah memutarkan pinggulku sebisa saya, dan kemudian Bapak ingin merasakan kenikmatan yang sama seperti yang saya dapat darinya. 

Mungkin benar kata Bapak, saat hamil muda wanita sangat butuh hubungan intim dan butuh terpuaskan.. 

Keringat Bapak dan keringatku bercampur membasahi tubuh kami dan juga sprei ranjang. "Ohh Nakk. Sungguh dasyaat kamu Nak..”

“ Enakh sekali memek mu nak..,"

Bapak tersa gak kuat nih, gerakan genjotan bapak semakin cepat. 

“ Uhh…uh…….uhhh….uuuhhh…..” 

"Oyaahh..mmphh aaihhsstt.. dasyat banget Pak .. aaihhsstt," 

Saat gerakan Bapak lebih cepat, rangsangan diklitorisku menjadi puncak dan mintip mintip. 

Saya juga sepertrinya hampir klimaks, meski berusaha sudah saya tahan tapi kedutan kecil dinding mekiku semakin menjadi sendut senduuut, sampai akhirnya saya mengangkang sepenuhnya sampai kaki ku terangkat sepenuhnya ke atas kepala ku sendiri. 

“uuuuuuuuhhhhhh…..uuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhh………….” 

"Amphuunn Pak.. aahhsstt,.. enghh.. ahhsstt..enghmm.. Pak ohh," 

saya pun jebol, mekiku berkedut menjepiti rudal Bapak. 

"Nakk.. ennaakk ohh.. ouhh.. ohh, ennaakkh Nak ohh,….." 

beberapa detik kemudian Bapak menyusul orgasmeku, tubuhnya mengejang dan tangannya semakin keras meremas toket ku. 

Bapak menurunkan kedua kakiku dari pundaknya tanpa melepaskan rudalnya yang kejepit mekiku, dan mengarahkank saya untuk berbaring miring berhadapan dengannya yang terkulai disamping saya , saat itu kelamin kami tetap menyatu. 

Sampai akhirnya rudal Bapak mengecil dan melepaskan diri dari jepitan mekiku. Saat terasa caperk dan lemas kami terobati dengan tidur beberapa jam, malam itu saya pulang kerumah mertua, dan melanjutkan tidur nyenyak dengan perasaan nyaman dan damai sekali. 

Seperti kejadian pertama, meskipun saya terpuaskan bukan main tapi kejadian kedua bersama Bapak menyisakan sesal di bathin.. dan seaakan saya merasa dosa melakukan hubungan seks dengan Bapak kandungku sendiri , bukankah kami sedarah dan tabu untuk melakukan itu ya ? 

Tapi lupakanlah !! 

dibalik rasa sesal itu, ada rasa ingin mengulangi yang juga sama besarnya. Dua perasaan itu berkecamuk dibathinku seminggu ini, selama itu saya ingin sekali ke tempat Bapak tetapi gagal karena ada pikiran yang aneh2 di pikiranku sendiri . 


Pagi itu saya merasa perang bathin lagi, tapi nampaknya rasa sesalku kalah dengan rasa birahi ku sendiri , kali ini dengan rasa itu ingin mengulangi nikmat bersama Bapak saya kembali. 

Apalagi semalam saya di buat kembali kecewa sama Mas Narto. Walaupun semalam Mas Narto sampai tiga kali menindih tubuh dengan nafsu, tetapi Mas Narto selalu selesai sebelum saya merasa ke titik puncak. 

Setelah beres2 di rumah, seperti biasanya saya mengemasi makanan untuk saya bawa kerumah Bapak yang sudah seminggu ini tak saya datangi . saya piker bisa menghabiskan waktu disana karena Mas Narto tadi petang2 sudah berangkat dan tentu pulang malam kembali. 

Maklum arah angin berubah sehingga hari itu Mas Narto melaut agak petang. Saat saya sudah sampai dirumah Bapak, sepertinya pintu tak terkunci sehingga saya bisa langsung masuk ke dalam rumah . 


Saya lihat Bapak sudah tertidur di kursi bambu ruang tamu, hanya pakai sarung dan telanjang dada. Namun saya biarkan Bapak untuk tidur , sementara saya kedapur memindahkan lauk dari rantang ke piring yang ada dimeja dapur. 

Setelah itu saya kembali ke ruang tamu dan memperhatikan Bapak yang tertidur dikursi panjang dari bambu. Dibanding Mas Narto, Bapak memang bertubuh lebih bagus walau sudah cukup tua. 

Dada bidangnya masih menonjolkan otot semasa muda dulu membuat tubuh yang tingginya mencapai 175 cm masih terlihat kokoh jika berdiri. Mataku menjelajahi tubuh Bapak yang terlentang, dari kaki sampai wajah. 


Wajah Bapak juga masih menawan untuk lelaki seusianya, yang berhidung mancung dan ber wajah ganteng itu. Saya yakin, sebenarnya banyak wanita yang tergila-gila pada Bapak, hanya saja Bapak benar-benar sudah trauma dengan kegagalan perkawinannya dengan ibu saya sendiri karena tingkat ekonomi yang kurang beruntung. 

"Ngghh.." 

Bapak menggeliat tetapi tetap tidur, kaki kanannya yang terangkat membuat sarung yang dikenakan singkap hingga pangkal paha Bapak terlihat jelas. Wooow. Sangat gagah sekali dan Kekarnya rudal Bapak langsung membayang di dalam pikiranku , saat itu ujung rudal nya sangat terlihat. 

Bapak tak menggunakan celana dalam ternyata, sehingga rudalnya yang masih lemas itu terkulai keluar dari kain sarung ketika kaki kanannya terangkat dan sarung itu tersingkap. Rudal Bapak yang masih tidur saja sudah hampir sama besar dengan rudal milik suamiku, dadaku langsung berdesir saat itu, birahiku mulai naik kembali. 

Haduuuh … HAduuuh …nafsuu apa yang menguasaiku saat itu, saya mendekat dan bersimpuh dilantai menghadap kursi tempat Bapak tidur. Posisi wajahku berada beberapa jarak dari rudal Bapak yang keluar dari sarung. 

Dengan sangat lembut saya sentuh Rudal Bapak yang masih tidur, dan pelan-pelan saya genggam Rudal itu dan saya usap-usap untuk kemudian saya kocok-kocok Rudal Bapak secara pelan dan perlahan. 

Walau Bapak hanya bergumam kecil dan tetap tidur, tetapi reaksi Rudalnya sudah bangun untuk meroket kembali, batang nikmat itu perlahan membesar dan menegang seirama dengan kocokan yang saya perbuat. 

SAya benar-benar kebingungan sendiri menyadari Rudal Bapak sudah On Fire dan siap mluncur lepas landas, entahlah hari itu sebelum mendapat foreplay dari Bapak,saya justru sudah membara dengan nafsu ku sendiri. 

"Ouhh.. Ahhh…..Sayangg.." 

Kemudian Bapak mendadak terbangun, tangannya membelai rambutku dan menuntun kepala saya untuk mendekat ke Rudalnya. 

" Nak …Tolong di hisap ya sayang, seperti Bapak kalo menjilati mekimu itu," 

Bapak memerintahkan saya, dan perintah itu saya lakukan tanpa keberatan, walau sebenarnya baru kali itu saya menghisap Rudal lelaki. 

" Mpruuuuuttt…..mprrreeeeeeeeeeeeettttttttttt…."

"Mmmphh ssthh mmpphh.. Ahh, enak Pak?, 

"mmphh sshtt," 

saya lakukan emutan dengan baik. Tubuh Bapak sampai menggelinjang beberapa kali menahan kenikmatan oralku. 

Saat mulutku menjilati Rudalnya, Bapak menggerakkan tangan yang memegang rambut ku maju-mundur ke arah Rudalnya, membuat mulutku secara otomasi maju mundur pula menelan dan melumat Rudal Bapak. 

Cairan bening yang keluar dari Rudal Bapak sudah saya telan dengan penuh birahi . 

Sambil mengulum Rudal, saya perhatikan sensasi wajah Bapak yang semakin tampan meringis menahan kegelian yang saya ciptakan itu. Bapak mencengkeram rambutku lebih kuat dan lebih cepat menggerakan tangannya memaju mundurkan kepalaku. 

"Hsstt ohh.. Nikmaattnyaa saayyhh.. Oghh.. Aahhgg.. BApak sukaaa Nak .. Ohh," 

Dan saat itu tubuh Bapak kejang dan Rudalnya menyemburkan sperma kental yang cukup banyak, saya tarik wajahku menjauh sehingga semburan sperma Bapak tercecer kemana mana sampai ke lantai. 

"Aah….Ohh.. Sayang sini sayang, duduk diatas sini ya NAk ," 

Setelah beberapa menit menarik nafas, Bapak menyuruh saya untuk duduk di kursi bambu itu sementara Ba[pak beralih berlutut dilantai dengan posisi menghadap perutku. 

Bapak mengakat kedua kakiku dan menopangnya kemeja di depan kursi, tubuh Bapak seakan-akan saya jepit diantara kedua paha saya . Kini gantian Bapak yang memainkan ku . 

Daleman yang saya pakai tidak dilepaskan Bapak, tanganya mengamit CD bagian bawah dan dibawanya kekanan sehingga bibir mekiku tersembul lewat celah CD itu, lalu Bapak merunduk dan saya rasakan terpaan kenikmatan di bibir mekiku. 

"Ohh Paakkkk.. Yeesss….hhsstt, begitu " 
gantian juga, kini saya yang meremasi rambut Bapak dan menekan kepala Bapak agar lebih terbenam menjilati mekiku yang sudah membasah. 

Perlakuan Bapak sungguh membuat ku terpana dan suka, jilatannya membuat saya menggelinjang kenikmatan semakin memuncakkan nafsu birahi yang saya dapatkan . 

"oooh…Ahhhhh…….uuuhhhhhh……” 

“ Enghh uhh.. Enak sekali Pakk, disitu Pak…, “ 

“ OOOhhhhh yes disitu.. “ 

“HIsap yang kuat ya Pak," 

Desahanku semakin menjadi, sesak dadaku menahan rasa ngilu nikmat disekitar meki dan merambat hiingga sampai bulatan bokong dan jari-jari kakiku. 

Saya berusaha bertahan cukup lama, tetapi setelah 20 menit diperlakukan begitu akhirnya pertahanku jebol dan luber kemana mana. 

"Duhh Bapaak .. “ 

“Ohh Nak…” 
“ terus Pak.. Uhh, hsstt.. Enghh enakk.. Ahhsst,"

saat mekiku mulai berkedut- kedut, saya tekan kepala Bapak agar lebih terbenam di mekiku, cairan yang keluar dari liang nikmatku disedot Bapak, membuat sensasi nikmatnya orgasme bagiku. 

Saat kedutan itu selesai, saya langsung terkulai dikursi bambu itu, dan Bapak bangkit duduk disampingku membelai kepalaku. 

"Enak Nak ?,

" Bapak membelai pipiku dan menatapku. 

"HHmmmmmm Bapak, iya enak sekali Pak.." 

Saya lalu meletakkan kepala didada Bapak. Kami duduk dengan posisi begitu hampir setengah jam, saya dan Bapak terlibat obrolan tentang kenangan indah Bapak bersama ibu, dan juga tentang saya dan suamiku. 

Kepada Bapak saya ceritakan betapa irinya aku saya terhadap hubungan ibu dengan Bapak yang jauh lebih indah dibanding dengan saya dan Mas Narto, tak terasa aktak sengaja saya pun menangis dipelukan Bapak. 

"Kasihan kamu nak..” 

" Pasti kamu menderita tak terpenuhi nafkah bathinmu selama ini," 

Bapak membelaiku lagi penuh kasih. Setelah membelaiku, Bapak memegang tanganku dan menuntunnya ke arah Rudalnya. 

WOOOOOOWW…………., Rudal Bapak sudah tegang kembali dengan perkasa. 

"Mari Nak.. Bapak tuntaskan kenikmatan tadi untukmu," 

Bapak membimbing saya lagi untuk berdiri menghadap kursi dan menopang tangan pada sandaran itu. Saya menurut tuntutan Bapak, saat itu saya pun ingin segera menagkap Rudal Bapak, saya yang ingin disetubuhi Bapak dari belakang. 

Tak tersa CD ku yang basah dipelorotkan sampai lutut dan rokku disingkap sehingga bulatan bokongku terlihat jelas. 

Bapak memelukku dari belakang, tangannya mengusapi perut yang sudah buncit akibat hamil dan meremasi toket ku. Bapak juga mengecupi leher dari belakang. 

"Ouhh Paakk.. “ 

“Emii dak kuatt Pak.."

Saya mulai tak sabar menerima sodokan dari Bapak, dan merasakan Rudal besarnya menjejal mekiku. 

"Iyahh sayangg.. Nihh Bapakh masukkan .” 

“ Ouccchh nikmatnya meki inii," 

Bapak menepatkan Rudalnya dibibir meki ku dan menekan pinggulnya kedepan, gerakan itu membuat Rudalnya langsung amblas di lubang meki ku yang sudah basah kuyub saat itu. 

"Iya Pak begiituu Pak .. terasa Enakk sekallii” 

“ ohh,.ahhhhhhhhhh…uuuuuhhhhhhhhhhhhh….." 

Saya merintih menahan nikmat dibagian senggama ku. Bapak mulai menggerakkan pantatnya maju mundur, sehingga Rudal kekarnya menerobos keluar masuk di mekiku. 

Dengan gaya menusuk dari belakang memang sanagt nikmat sekali , apalagi baru kali itu saya mengalaminya, setelah beberapa siang lalu gagal lantaran hampir kepergok Rini. 

Bapak benar-benar meletuskan birahiku, mekiku mulai berkedut kencang dan saat menginjak beberapa menit kemusdian kami bersenggama. 

"MMhhhhh………Ahhsstt.. aarrgghh.. Duhh Paaaakkk.. Enhaakkhh ouuhh,” 

“ iyaa lebih kerass yaa Pak.. “ 

“Enaakkhh hrrrrngghh," 

Saya kelabakan menerima tusukan –tusukan dari Bapak, kedutan kecil yang begitu rapat dimekiku saya tahan sebisa mungkin, saya belum mau secepat itu orgasme, saya ingin lebih lama merasakan kenikmatan itu bersama dengan bapak ku . 

Lalu saya goyangkan pinggulku berputar –putar dengan gerakan Bapak, otot selakangan saya tegangkan agar Bapak merasakan jepitan mekiku diRudalnya. 

"Ohh Nak .. Enakknyaa meki kamu “ 

“ Ohh,…aaaaaaahhhhhhhhhh " 

Bapak pun mulai merasakan hal yang sama, celotehnya tak karuan sambil tangannya meremasi bulatan bokongku. 

Bapak memompa ku lebih keras, Rudalnya semakin menghujam kedalam mekiku sampai menimbulkan suara  
“ cepluuuukkkk………ceeeeeeepluuuukkkk” 

Berpadunya alat vital kami. saya yang sudah tak tahan lagi, otot-otot kakiku mengejang seiring denyutan meki yang semakin sering terjadi . 

Nafas kami berpacu melenguh, mendesis, mendesah, dan berteriak kecil. 

"Iya Paakk. Yang lama lagi ya Pak..” 

“NAaaakk , Bapak mau sampaii “

“ Ouhh.. Aahhsstt rrrrrghh.. “ 

“Ammphuunn aahh," 

Saya rasakan seluruh ototku mengejang, rasa nikmatan mengumpul dari kaki, pantat hingga mekiku yang semakin keras berkedut, saya mau hampir orgasme.

"OuuhH Paaakk.... Ohh..” 

“Ohh…….., Bapak hampir juga Mar.. Ohh," 

Bapak pun mengerang, tangannya tersa mencengkram rambutku dan tubuhnya semakin cepat menusuk –nusuk meki ku. 


"Ouhh.. Ammphun PAk .. "

"Amphunn.. Aahhsstt.. Ohh.. Ampphunn.." 

saya sampai berteriak menerima orgasmeku, saya udah keluar. 

"Iya NAk .. Inii.. Bapakh juggaa.. Aahh," 

Dan Bapak masih menusuk-nusk berulang kali saat saya sudah maksimal. Dan kemudiiiiaaan yang terjadi ,

"Gubbbraak.." 

Pintu rumah Bapak yang lupa kami kunci terbuka lebar. Menyusul suara pintu itu, Mas Narto masuk dan berdiri terpaku memandang ke arah kami. 

"Ouhh.. aaghhkk.. Ohh.. Iyaahh.. Ohhggh," 

sangat tanggung saat itu, meskipun kami tahu kehadiran Mas Narto tetapi puncak nikmat yang datang tak mungkin lagi terhindar, Bapak meneruskan memompaku sampai Bapak sendiri kejang dan memeluk tubuhku dari belakang. 

"Ohh ammphunn Paak…” 

saya begitu sangat kenikmatan saat itu. Mas Narto yang termelongo memandang kami, tetapi setelah mendengar saya berkata ampun, Mas Narto segera menuju ke arah kami dan menarik tubuh Bapak. 

"Dasar bajingan kamu OrangTua,!!!” 

“ Anakmu sendiri kau setubuhi…!!!!” 

Lalu bogem mentah mengarah kewajah Bapak sampai bapak terselungkup kelantai. Rupanya Mas Narto berpikir kalau barusan tadi saya diperkosa, Mas NArto lalu menghampiri Bapak yang jatuh dan terus menghajar kembali Bapak beberapa kali.

SAya tak tahu mesti bagaimana saat itu, selain mengenakan kembali daleman dan membenahi pakaianku. " Sayang…Kamu nggak apa-apa sayang?," suamiku memelukku setelah Bapak tak berdaya. 

" Tidaaaaaakk Mas.. tidak apa-apa," 

Saya pun memeluknya, sungguh saya takut sekali saat itu. Takut ketahuan, dan takut ditinggalkan suami. Beberapa menit kemudian suara ribut Mas Narto kepada Bapak mengundang masyarakat datang. 

Bapak kemudian di eret-eret ke rumah Pak Darmaji, Pak RT dikampungku. Setelah sehari diamankan di rumah Pak RT, Mas Narto melaporkan perbuatan Bapak ke polisi dan diamankan di kantor polisi. 

Saya ingin sekali membela Bapak, tetapi saya tidak berani , takut kalo semua terbongkar. Sekian.