Permainan Birahi Yang Bikin Ketagihan | CERITA SEX

PornDewasaX3.Com - Cuaca Jakarta sedang lucu-lucunya. Pagi cerah dan panasnya sudah kaya siang bolong, eh tiba-tiba jam 1 siang hujan deras kaya langit bocor.
Jadwal hujan yang ga bisa ditebak gini yang bikin banyak warga Jakarta yang salah jadwal dan persiapan ngadepinnya.

Permainan Birahi Yang Bikin Ketagihan | CERITA SEX

Nasib yang sama menimpa Sinta, jagoan indehoi kita yang sexy dan mesum habis ini. Suatu pagi di bulan Januari, setelah 2 minggu UAS yang menegangkan dan melelahkan semua sel otot dan otak para mahasiswa kampusS, Sinta teringat dia masih menyimpan beberapa novel yang dipinjamnya dari Indah. Ga ada kuliah dan ga ada paper yang perlu disubmit lagi, ni cewek mikir ga ada salahnya nyambangin Indah di kosnya yang berjarak cuma sekali ngangkot dan ngojek jarak menengah.

Dengan pakaian casual, t-shirt putih semi body fit, celana pendek jeans selutut yang agak belel dan sneakers converse, berangkatlah Sinta di pagi yang cerah itu ke kos Indah sambil menenteng tas plastik berisi 3 novel pinjemannya. Cuaca bersahabat, bikin mood Sinta juga cerah. Bahkan kelakuan iseng kondektur metromini yang belagak bantu naek si sexy ke bis dengan mendorong pantatnya, tapi sebenarnya cari kesempatan grepe-grepe, tidak merusak mood Sinta.

Tapi 45 menit kemudian (ngetem metromininya 15 menit sendiri), ketika Sinta hampir sampai di depan jalan utama kos Indah, cuaca Jakarta tiba-tiba galau. Mendadak gelap, awan mendung sudah berarak dengan semaraknya di langit Jakarta. Benar saja, 100 meter sebelum turun hujan turun dengan derasnya. “Aseemmm… Kok mendadak ujan sih? Mana gue ga bawa payung” runtuk Sinta dalam hati. Sinta lebih kesel lagi ketika turun ga ada satupun ojek motor ataupun ojek payung yang mangkal di ujung jalan itu. Pada kabur kali para ojek motornya karena hujan.

Berlari-lari kecil menembus hujan, Sinta masuk ke jalan Jambu Air (nama jalan disamarkan demi privacy si tukang ojek). Sekitar 50 meteran dari jalan raya baru deh ketemu sama 2 tukang ojek yang neduh di pos satpam. Sambil tetap menggunakan novel Indah yang dalam kantong plastik sebagai pelindung kepala, Sinta nyamperin pos satpam itu dan memanggil si tukang ojek “Bang, anterin ke dua belas dong” pinta Sinta. Tapi, Sinta heran, karena kedua tukang ojek itu ga langsung bereaksi atau sekadar menjawab. Malah agak melongo memandangi Sinta.

Tiba-tiba Sinta seperti tersadar. Karena kehujanan, t-shirt Sinta menjeplak lengket dengan tubuhnya. Terutama di bagian dada yang memang dasarnya membusung mancung. Siluet bundar payudara dan bra yang melingkupinya tampak jelas akibat t-shirt-nya basah kuyup.

Reflek Sinta langsung menutupi dadanya dengan kantong plastik novelnya. “Eh Bang, mau ngojek ato bengong ajaaa?!” tanya Sinta agak menjerit. “Eh..oh.. eh iya neng. Mau dianter kemana?” gelagepan si abang ojek yang giginya tonggos menjawab sambil menghampiri dan mulai menstarter motor bebeknya. Sedang abang yang setengah botak pura-pura ngelapin helm, nutupin malu ke-gap ngliatin dada si Sinta.

Dengan terrpaksa memake helm bau keringat punya si tukang ojek agar kepada tidak lebih basah lagi, mahkluk sexy ini menghenyakkan pantat sekalnya di jok motor abang ojek, dan merekapun meluncur membelah hujan menuju jl. Jambu Air XII. Tukang ojek sudah setengah berharap orang yang dicari penumpangnya tidak ada di kos-nya, agar dia punya kesempatan ngantar balik si cewek ini.

Tapi memang nasib tidak berpihak kepada si tukang ojek karena Indah sudah nungguin Sinta di pintu gedung kos-kosan tersebut. Belum lagi si Sinta cuma bayar 2000. “Lho biasanya goceng neng” melas tukang ojek. “Eh, 3rebunya biaya lo melototin toked gw dan ngerem-ngerem melulu pas di jalan” saut Sinta judes, ditingkahi cekikikan Indah. Abang tukang ojek hampir tidak tahan untuk tanya “Kalo ngeliatin 3rebu, megang-megang berapa Neng”. Tapi ditahannya karena agak jiper sama kejudesan Sinta. Dia cuma bilang “Kalo butuh jemputan, SMS aja abang ya neng. Neng Indah tau kok nomor HP abang” sambil tersenyum semanis mungkin. “Iyee bang” sahut Sinta dan Indah serempak sambil menutup pintu.

NONTON BOKEP ONLINE

“Genit amat tu tukang ojek” gerutu Sinta sambil mendekap tubuhnya, menggigil kedinginan mengiringi langkah Indah menuju kamarnya di lantai 3. “Udeh, ga usah bawel dah lo. Ayo cepet ke kamar gue, biar bisa ganti baju lo” sahut Indah sabar sambil menarik tangan Sinta agar bergerak lebih cepat. Kos Indah adalah gedung persegi empat berwarna beige dengan aksen terakota di jendela-jendela yang menghadap keluar, memanjang kebelakang setinggi 4 tingkat yang khusus dibangun untuk jadi kos-kosan 3 tahun yang lalu.

Terdapat hampir 80 kamar dan lebih dari 90% selalu terisi, karena memang lokasinya dekat dengan beberapa kampus dan komplek perkantoran. Layout dalamnya khas kos-kosan: dua deret kamar yang berhadapan, dibelah oleh taman selebar 1 meter yang memanjang di lantai dasar dan void sampai kelangit-langit gedung. Tapi void-nya tidak begitu lebar, karena pemilik gedung lebih memilih untuk membuat jalan di depan kamar cukup lega. Satu hal yang dirutuki Sinta dan Indah dari kos ini adalah tidak adanya lift. Cukup gempor juga naik ke lantai tiga. Maka itu, makin ke atas tarif bulanannya makin murah.

Sesampainya di kamar Indah, Sinta buru-buru masuk ke kamar mandinya karena sudah kebelet pipis. Kamar Indah berukuran 4×5 meter. Kamar mandi dipojok kanan, berisi shower dan toilet duduk. Tempat tidur springbed ukuran 120cm x 200 cm mepet ke dinding kanan. Isi kamarnya standar anak koslah: lemari pakaian 2 pintu, TV, rak buku dan peralatan makan dan satu meja kecil. Indah mengetok kamar mandi untuk mengasikan 2 potong t-shirt, celana pendek dan bra ke Sinta. “Pilih aja mana yang lo suka hottie” kata Indah kepada Sinta yang melongokkan kepalanya dari balik pintu kamar mandi. “Gw minta Indahmpo ama sabun lo ya Indah” kata Sinta sambil menerima pakaian tersebut. “Pake aja. Tapi jangan abisin” sahut Indah. “Gue minum kale Indahmpo lu” balas Sinta sambil menutup pintu.

Rasa sebel Sinta karena kehujanan barusan sudah hampir luruh semuanya diguyur air dari shower. Rasanya nyaman sekali ketika mengeringkan tubuh dengan handuk kering yang tebal milih Indah. Karena celana dalamnya tidak basah, Sinta memutuskan memakainya kembali.

Tapi dia agak kebingungan ketika memilih bra punya Indah. Bukan karena modelnya yang kinky atau warnanya ga cocok. Indah lupa kalo toked Sinta satu cup lebih besar dari miliknya. Jelas saja susu Sinta ter”penyet” ketika memaksa memakai bra Indah yang ber-cup B. Merasa sesak nafas, Sinta memutuskan tidak memakai bra saja, dan langsung memakai t-shirt gombrang berwarna maroon dengan tulisan “Talk Nerdy to Me”.

Selesai memakai celana pendek berbahan kaos milik Indah, Sinta mematut sebentar di cermin. T-shirt gombrangnya hampir menutupi celana pendek yang memang… pendek, menunjukkan sebagian besar paha putih Sinta.

Ketika akan membuka pintu kamar mandi, Sinta baru sadar bahwa di luar Indah sedang mengobrol dengan orang lain karena sedari tadi suara-suara di luar tidak terdengar, tertutup suara hujan yang menggemuruh. Sinta sempat berpikir untuk tidak keluar dulu sampai tamu2 Indah itu pergi karena tau kan.. dia ga pake bra. Rasanya gimana gitu.

Tapi, akhirnya “Sebodo ah.. ga kliatan ini” pikir Sinta sambil membuka pintu kamar mandi. Obrolan Indah dan tamunya kontan terhenti ketika sesosok cewek berambut bob berwarna brunette muncul dari balik pintu kamar mandi. “Eh, lo ada tamu Indah?” tanya cowok berambut jabrik sambil tersenyum lebar melihat ada mahkluk bening lagi di kamar tersebut. “

Eh, kenalin ni temen satu kampus gue, Sinta” ujar Indah sambil menarik Sinta untuk mendekat. Si rambut jabrik bertubuh tinggi langsing dengan wajah agak tirus ternyata bernama Erick, dan temannya satu lagi yang berambut cepak dan berbadan agak gempal (ga gemuk ya, gempal) minta dipanggil Momo. “Weh pas banget nih sekarang kita berempat. Sudah bisa langsung dimulai” kata si Erick agak keliwat ceria. “

Area Sex

Eh, maen apaan nih?” tanya Sinta pengen tau. “Hihihihi.. lucu deh Sinta game-nya. Gue baru diceritain dikit barusan ama Erick. Tapi kliatannya seru banget. Lo pasti demen deh” sahut Indah sambil cekikikan mencurigakan. Sinta jadi penasaran.

Eh bentar. Masih kurang satu orangnya. Butuh bankir-nya neh kita” kata Erick tiba-tiba sambil beranjak keluar kamar. Ga sampe semenit Erick sudah balik sambil menarik masuk cowok imut berkaca mata. “Elu yang jadi bankir-nya Dan?” tanya Indah begitu melihat anak cowok yang baru masuk. “Wah, bankir apaa nih mbak? Saya juga ga ngerti. Tiba-tiba ditarik mas Erick” jawab polos anak cowok yang dipanggil Dan itu sambil melirik-lirik ke arah Sinta dengan pandangan ingin tau. “Udah, lo dengerin dulu aja. Pasti lo demen nantinya” tukas Erick penuh misteri. Sinta semakin penasaran dengan game ini.

Setelah mereka duduk melingkar berempat, dan cowok imut berkacamata yang ternyata bernama Danan duduk di luar lingkaran, Erick pun mulai menjelaskan apa sebenarnya game yang hendak mereka mainkan. Tapi pertama-tama, Erick membuka sebuah kotak karton persegi panjang berukuran sekitar 50x25cm dan mengeluarkan karton tebal terlipat 2 yang seperti papan. “Alaa.. ternyata cuma mo maen monopoli” sahut Sinta agak sebel. “Eitt… tunggu dulu Sinta. Ini bukan sekedar monopoli. Ini monopoli khusus dewasa. Namanya sexopoly” jawab Erick tangkas sambil tetap menyengir mencurigakan. “Hah? Sexopoly?” Sinta membeo. “Yoiii.. sexopoly. Sex Monopoly” cengiran Erick semakin lebar, dibarengi oleh cengiran mesum Momo dan Indah. Duduk Danan jadi agak gelisah begitu mendengar kata “sex”. Sinta langsung merasakan firasat buruk.

“Jadi pada dasarnya aturan maennya hampir sama sama monopoli biasa. Kita giliran jalan pake dadu 2 biji. Kalo udah sekali muter, mulai boleh beli properti. Dapet modalnya seorang ceban yak” jelas Erick panjang lebar. “Lah, apa bedanya sama monopoli biasa” bawel Sinta. “Sabar napa Sinta. Biarin si Erick slese jelasin” tukas Indah ga sabar. Sinta langsung cemberut sambil agak memonyongkan bibirnya. Bikin Momo jadi gemes dan pengen ngelumat tu bibir yang penuh dan sensual itu. “Ok, bedanya disini nih. Pertama, setiap sekali muter, ga dapat uang dari bankir” Danan agak mengernyit mendengan “jabatannya” disebut. “Lalu, kalo lo masuk kotak Chance dan Community (kalo di versi indo “Kesempatan” dan “Dana Umum”), lo juga sama ngambil satu kartu Chance ato Community. Nah, bedanya tu diisi kartu-kartu ini” pungkas Erick puas. “Isi kartunya tuh perintah-perintah yang kudu dilakuin si pengambil kartu. Kalo isinya lo disuruh joget 5 menit, ya lo wajib joget 5 menit. Kalo isinya lo disuruh french kiss, ya lo wajib juga french kiss hehe” tambah Erick, diiringi cekikikan Indah dan Momo.

Aahhh… kaco neh maenan lo pada” rajuk Sinta agak panik. “Tenang Sinta, perintah-perintahnya cocok kok buat kita-kita yang udah “de.wa.sa” kata Momo sambil menekankan pada kata “dewasa”. “Lo-lo pasti demen” kata Erick sambil mengedipkan mata. “Iihhh… jangan samain gue sama lo-lo pada ya” balas Sinta agak sebel sekaligus tersipu, sambil berusaha mencubit paha Erick yang duduk di sebelahnya. Erick tidak berusaha menghindar cubitan main-main Sinta, malah langsung menambahkan “Kalo jadi maen, lo semua wajib nyetorin HP ama dompet lo pada ke bankir. Kalo ada yang coba-coba melanggar alias tidak mematuhi perintah di game, bankir berhak menyita permanen harta benda lo itu” tambah Erick. Danan langsung jumawa begitu mendengar aturan tersebut sambil tangannya disorongkan ke Indah dan Sinta menagih HP dan dompet mereka.

“Eh, entar dulu. Gue mo liat isi kartunya” kata Sinta sambil nyingkirin tangan Danan dari hadapannya. Sambil mengambil 3 kartu dari tumpukan Chance dan Community Sinta menambahkan “Jangan-jangan ada kartu buatan lo yang isinya “Berhak dan bebas melakukan apapun juga kepada peserta lain”. Gawat dong. Enak di elu, ga enak di gue” tambah Sinta galak sambil mulai membaca ketiga kartu tersebut. Ketiga peserta lainnya hanya cengar-cengir mendengar keberatan Sinta. “Sumpah Sinta, ga ada kartu isinya kaya gitu” jawab Momo. “Kalo bener ada, ga berlaku deh” tambah Erick berusaha meyakinkan Sinta. Tapi Sinta tetap membaca kartu pertama. Kartu pertama isinya “Nuzzle and kiss your partner neck. Nibble his/her ear lobes and whisper “Let’s fuck”. Gue artiin ya “Ciumin leher partnermu. Lalu gigit-gigit kecil kupingnya dan bisikkan “Ngentot yuk”. (Okay terjemahan gue memang agak vulgar. Tapi buat kebahagiaan kita bersama, mulai sekarang semua kartu yang aslinya bahasa inggris itu, gue langsung terjemahin ke dalam bahasa mesum Ethan. Gue harap semua semproters setuju.).

Pipi Sinta agak bersemu merah, malu-malu birahi, tapi tetap melanjutkan membaca kartu yang kedua. Isinya “Ajak partner lo untuk ngentot dengan kata-kata paling mesum yang lo punya. Minimal 2 kalimat”. Kartu yang ketiga berbunyi “Tatap mata partner lo penuh perasaan, sambil lo membelai-belai dan meremas-remas tubuhmu dan mendesah-desah selama 2 menit”. Sinta tidak sadar menahan senyum sambil menggigit bibir bawahnya dan meletakkan ketiga kartu di tumpukannya kembali.

“Terus, gimana caranya nentuin sapa partnernya? Kan kita berempat” Sinta mengemukakan persetujuannya untuk join game Sexopoly dengan pertanyaan tersebut. “Gampang dong, partner lo ya yang duduk pas disebelah lo. Gantian sama sisi satunya setiap kali ngambil kartu lagi” jelas Erick puas karena cewek bahenol ini akhirnya setuju ikut maen. “Pantes aja tadi ngatur duduknya selang-seling cowo cewe” batin Sinta agak sebel begitu sadar mereka sudah bersiap-siap untuk hal tersebut. “Kalo lo setuju, serahin HP dan dompet lo ke Danan” tambah Erick. “Untung aja yang diambil pas yang aman2 kartunya” kata Erick & Momo dalam hati lega. “Ya udah, gue ikutan. Kasian Indah sendirian” balas Sinta masih pura-pura jual mahal sambil nyerahin BB dan dompetnya ke Danan.

“Tugas gue cuma nyimpenin HP dan dompet doang nih” tanya Danan sambil memasukkan keempat HP dan dompet para peserta ke kantong plastik. “Ga lah. Lo juga yang bantu mastiin kalo ada peserta yang ga bersedia ngelakuin tugasnya” jawab Erick. “Plus, lo yang nentuin bayaran kalo ada yang masuk properti orang laen” tambah Momo. “Ambil kartunya sesuai warna areanya ya. Kalo area properti biru, ya lo ambil dari yang kartu biru” lanjut Momo. Danan manggut-manggut sambil membuka-buka beberapa kartu yang terdiri atas 4 kelompok warna tersebut. Biru, Kuning, Hijau dan Merah. “Eh, bayarannya bukannya pake duit monopoli-nya” tanya Indah. “Ga lah. Kan di sexopoly lo ga dapat uang dari bank setiap kali muter” jelas Erick. “Uang cuma buat beli property” kata Erick lagi. “Lah terus kaya apaan bayarannya” selidik Sinta mulai was was lagi. “Amanlah.

Hampir selevel sama kartu chance dan community” jawab Erick berusaha menenangkan. Tapi, demi melihat wajah Danan yang bersemu merah ketika membaca beberapa kartu “RENT”, Sinta dan Indah tidak begitu yakin. Namun, mau bagaimana lagi. HP dan dompet mereka sudah ditangan Danan. Momo menutup penjelasan “rule of the game” dengan mengatakan “Tapi kalo gue masuk ke properti Erick ato Sinta masuk ke properti Indah, tidak perlu bayar sewa”. Indah dan Sinta baru saja hendak mengungkapkan pertanyaan dan keberatan, tapi buru-buru Momo mengangkat tangannya sambil berkata “Lo bedua bakal ngerti juga nantinya”. Dan begitulah, mereka menerima begitu saja peraturan yang agak GeJe tersebut.

indoaunty

“Permainan dimulaiiii” kata sang bankir sambil melempar kedua dadu ke papan sexopoly. “Gue duluaann” jerit Indah cepat merebut dadu dan melemparkannya lagi ke tengah papan. “4 – 1, 5 langkah. Tu, wa, ga, pat, ma.. Hore, gue beli PLN-nya” kata Indah girang. “Woe.. enak aja lo. Muter sekali baru boleh beli abis itu” tukas Sinta sewot. “He-he.. sorry. Terlalu semangat” jawab Indah tersipu-sipu. Searah jarum jam, setelah Indah adalah giliran Erick. Diikuti oleh Sinta, dan kemudian tentu saja Momo. Kelihatan banget kalo kedua cowok tersebut berusaha bisa masuk kotak Chance atau Community. Tapi ternyata Indah yang malah pertama kali berkesempatan mengambil kartu Community. Deg-degan Indah mengambil kartu pertamanya.

Begitu membacanya, rona wajah Indah yang putih agak merona. “Uhh.. bingung nih caranya” rajuk Indah sambil meminta bantuan Sinta. “Apaan sih yang lo dapat” tanya Sinta penasaran. “Oooo… lo dapat yang rayuan mesum ini hihihi” kata Sinta ketika membaca kartu Indah. Itu kartu yang Sinta buka di awal permainan yang isinya “Ajak partner lo untuk ngentot dengan kata-kata paling mesum yang lo punya. Minimal 2 kalimat”. “Ayo Indah.. lo rayu si Erick hahaha” timpal Momo penuh semangat. “Bilang apaan dong” Indah malah tambah panik.

“Udahh.. pake aja kata-kata lo pas horny ngajak si Revo ML” tambah Sinta lagi sambil nyengir puas. “Aaaa.. Sintaii.. Lo jangan ikut-ikutan gangguin dong” rajuk Indah manja, yang bikin Erick makin tambah gelisah bahagia. “Ok..ok.. diem dulu lo semua” kata Indah akhirnya sambil mengangkat kedua tangannya, mencegah olok-olok Sinta dan Momo semakin brutal. “Gue mulai ya” lanjut Indah. “

Rand..” kata Indah. “Eh.. liatin Erick-nya dong. Masa ngajak ML nunduk gitu” sepet Sinta cepat. “Iya. Iya.. Bawel amat sih” jawab Indah sambil memonyongkan bibirnya. Serempak tawa keempat orang lainnya terdengar. Setelah mereka tenang, Indah baru mau melakukan “tugas”nya itu.

“Rand..” kata Indah lirih sambil menatap Erick sendu. Ruangan kamar Indah langsung hening. Momo, Erick dan Danan tegang mengantisipasi kata-kata yang akan keluar dari bibir Indah. “Udah seminggu gue ga disentuh cowo. Gue ga tahan lagi. Fuck me please..” desah Indah. Selama sepersekian detik Erick terpana menatap nanar cewe cantik yang menatapnya dengan pandangan mengundang. Sampe-sampe Erick terpaksa menelan ludahnya. “Wakakakakakak…” tawa Indah tiba-tiba meledak. “Denger gitu doang udah mupeng lo yaa…” goda Indah nakal. Sinta juga terkikik-kikik melihat Erick yang agak salah tingkah karena sempat kebawa omongan Indah. “Agh.. Nggak kok, gue nggak kepengaruh sama omongan Indah” Erick masih berusaha ngeles walo tidak meyakinkan. “Udah ah, giliran gue sekarang” kata Erick cepat-cepat sambil ngelempar dadu ke papan permainan agar anak-anak berenti cekikikan dan menggodanya. Permainan pun berlanjut.

Sinta dan Indah tidak begitu perhatian bahwa Erick dan Momo mati-matian berusaha membeli semua blok properti di area merah, alias area yang terletak di jalur terakhir sebelum masuk kotak start lagi. Padahal area merah adalah area dengan harga paling mahal. Kedua cewek ini malah sudah mulai beli-beli properti di kotak-kotak awal setelah putaran pertama (area biru) karena harganya paling murah (maklum cewe. Ga bisa liat barang murah atau diskonan).

“Yak bayarr..” teriak Sinta happy, ketika langkah terakhir bidak Momo jatuh di properti Sinta di area biru. “Ayo bankir, tarik kartunya” perinta Indah yang juga ikutan semangat. Agak gugup si bankir Danan mengambil tumpukan kartu “RENT” warna biru dan mengambil kartu dari posisi paling atas. “Puji dan rayulah pemilik properti segombal mungkin dengan minimal 10 kalimat” Danan membaca tulisan yang tertera di kartu tersebut. “Yahh… gitu doang?” kata Sinta. Momo hanya cengar-cengir saja. Rayuan Momo bahkan tidak layak untuk ditulis disini karena parah banget jayusnya. Giliran berikutnya adalah Indah yang dengan semangat melempar dadu. 9 langkah. Dan dengan sukses Indah mendarat di kotak Chance. Agak deg-degan Indah menarik satu kartu dari tumpukan kartu chance dan mulai membacanya.

“Ahhh… kok gue sih yang kena” rengek Indah sambil melempar kartu tersebut ke tengah-tengah papan game. Dengan cepat Momo memungut dan membacanya. “Frech kiss yang hot dengan partnermu selama 30 detik” baca Momo keras-keras. Cengiran lebar menghiasi wajahnya. Tiba-tiba Danan yang biasanya ga banyak omong berkata dengan agak bergetar “Kalo bankir menganggap kurang hot, hukuman wajib diulang”. “Ahh.. lo kok mihak Momo, Dan” runtuk Indah sambil mendelik ke Danan. Danan langsung bersembunyi di punggung Sinta sambil berkata gugup “Em.. emang gitu aturannya mbak”.

Baca Juga : Bermain Dengan Bibi Kandung Sendiri | CERITA SEX

Momo yang sudah tidak sabar langsung menarik tangan Indah mendekatinya “Ayo buruan Indah. Harus komit lo” kata Momo penuh aura mesum. “Iya.. iya.. ga usah narek-narek napa” Indah belagak galak. “Eh, hands off!” teriak Danan tiba-tiba sambil memunculkan kepalanya dari balik punggung Sinta ketika melihat tangan Momo berusaha memegang leher Indah. “Ih, berisik amat lo bankir” si Momo yang sekarang sebel, tapi tanpa sedikit pun mengalihkan pandangannya dari bibir Indah yang berkilau ranum.

Momo langsung menyergap bibir Indah yang baru saja memajukan sedikit kepalanya ke arah Momo. Agak gelagepan karena serangan mendadak ini, Indah buru-buru balas melumat bibir bawah Momo. Lidah mereka berdua bertaut dan saling berpilin dalam lumatan ciuman yang basah. “mmmm.. mhhhh…ssmmmhhh…” desahan mereka berdua diiringi oleh kecipak basah ludah yang saling bertukaran terdengar jelas karena ketiga pasang mata lainnya hening memandang adegan ciuman tersebut tanpa berkedip. “Ahh.. jago juga ni anak cipokannya” batin Indah tanpa sadar memuji ciuman ganas Momo. “Aduh.. basah deh.. Sebeelll..” jerit hati Indah lagi.

“STOP!” teriakan Danan yang tiba-tiba mengagetkan insan-insan muda ini dari aktivitas dan fantasi mesumnya masing-masing. “Udah pas 30 detik nih” kata Danan pelan berusaha mohon maaf atas pandangan tidak terima dari Erick dan Momo, termasuk Indah dan Sinta juga. Indah masih agak gelisah dan tertunduk dengan pipinya agak bersemu merah ketika Erick (yang sangat tidak terima karena Momo yang dapat aktivitas mengaksyikkan lebih dahulu) memulai putarannya.

Sampai beberapa putaran kemudian, kartu-kartu yang muncul meliputi: Sinta yang harus menari erotis selama 30 detik (menyebabkan Momo melongo dan Danan air liurnya menetes tanpa sadar), Momo yang harus melepas kaosnya (diiringi protes tidak niat dari Sinta dan Indah yang merasa tertipu karena ga ada omongan bahwa ada kartu-kartu yang hukumannya lepas baju. Erick berkelit dengan berkata bahwa dia juga tidak hapal keseluruhan isi kartu. Tapi Erick tidak mengatakan kepada kedua cewek tersebut bahwa masih ada 4 kartu lainnya yang senada), lalu keberuntungan dewa mesum yang kembali berpihak ke Erick karena mendapat “hukuman” untuk menciumi leher dan telinga Sinta (yang dinikmati Sinta tapi mati-matian tidak diakuinya. Padahal semua orang jelas-jelas melihat Sinta memejamkan mata dan mendesah pelan walo sekejap ketika lidah Erick menjilatinya kupingnya). Momo mau membayar berapa saja untuk bertukar posisi dengan Erick untuk “menjilati” leher Sinta, karena jujur aja, sejak Sinta keluar dari kamar mandi tadi, Momo udah nafsu habis sama ni cewek.

Akan tetapi, dewa mesum menjawab juga doa Momo ketika bidak Sinta mendarat di properti Momo di area Merah. Dan karena inilah, Sinta dan Indah baru sadar mengapa area merah harganya paling mahal. “Ayo cepat ambil kartunya” desak Momo tidak sabar kepada Danan. Buru-buru Danan mengambil kartu “RENT” merah dan membacanya “Pemilik properti berhak memegang, membelai dan meremas dada ATAU pantat penyewa properti selama 1 menit”. Tangan Danan sampai agak gemetaran demi membaca hal tersebut. Dia tidak percaya keberuntungan Momo. Protes Sinta langsung meledak “Ahhhh… apaan tuh bayarannya” protes si Sinta sambil merebut kartu dari Danan dan membacanya sendiri.

Pipi Sinta langsung bersemu merah. Sinta membuang kartu tersebut dan melindungi dadanya dengan kedua tangannya “Ga mau ah gue” ujar Sinta sambil cemberut memandang Momo yang senyum mesumnya melebar. “Ayo Sinta, kan elo udah setuju sama aturan maennya” rayu Momo sambil berusaha lembut menyingkirkan tangan Sinta dari dadanya. Sinta tetap bersikukuh melindungi dadanya sampai Danan berkata “Kalo gitu BB dan uang Mbak Sinta, Danan sita”. “Yahh.. kok elu gitu Dan” melas Sinta. Indah ikut menimpali “Yee tadi aja lo dukung Erick nyipokin gue. Giliran elu, ga mau” balas si Indah nakal. “Ran, Dan, pegangin aja tangan si Sinta” tambah Indah yang langsung disanggupin oleh Erick dan Danan penuh semangat.

“Udah.. udah.. ga usah dipegangin. Kaya gue maling aja” kata Sinta akhirnya menyerah. “Buka kaos lo kalo gitu dong Sinta” perintah Momo penuh kemenangan. “Eh, ga ada perintahnya untuk buka baju wek” balas Sinta sambil memeletkan lidahnya. “Mbak Sinta bener Mas Mo” bela Danan yang dibalas dengan lirikan mematikan Momo. “Ya uda, busungin dada lo kalo gitu Sinta” ujar Momo penuh pengertian. “Napa lo ga milih pantat aja Mo” Sinta masih mencoba menawar. “Ga. Gue maunya toket lo. Titik!” tegas Momo berwibawa. Akhirnya, Sinta pun pasrah pada nasibnya dan sedikit membusungkan dadanya ke arah Momo. Detik itu juga Momo melihat satu keanehan dari dada Sinta. “Eh, kok kayaknya ada yang salah sama toked ni cewek” batin Momo bertanya-tanya sambil menjulurkan kedua tangannya menggapai dada Sinta. Jantung Sinta berdetak dua kali lebih cepat demi menghadapi sentuhan cowok asing di salah bagian tubuhnya yang sangat privat. Rasanya tidak karuan menunggu detik-detik kedua tangan Momo merengkuh kedua bongkah susunya. “Aduhh.. gue kan ga pake BeHa. Pasti Momo langsung sadar kalo gue ga pake begitu toket gue dipegang” batin Sinta panik, dadanya berdebar kencang mengantisipasi kedatangan jemari Momo. Dan benar saja, begitu telapak tangan Momo menyentuh gunungan dada Sinta, Momo langsung menyadari apa yang tadi menarik perhatiannya.

“Eh, lo ga pake BeHa Sinta?” kata Momo berbinar-binar sambil mulai meremas-remas gundukan daging kenyal tersebut. “Uh-uh..” cuma itu suara yang keluar dari bibir sensual Sinta. “Yang bener Mom?” tanya Erick tercekat tidak percaya. “Nih” kata Momo sambil kedua pasang jemari tangannya membentuk hurup C besar memegang toket Sinta di pangkalnya dan menarik kain kaos mengencang. Sehingga toket Sinta menjeplak jelas di kaosnya menunjukkan kedua putingnya yang tanpa pelindung. Mata Erick dan Danan nyaris meloncat keluar melihat siliuet keindahan toket bulat besar dengan puting menjeplak jelas. “Ahhh… apaan sih.. Buruan deh” rengek Sinta tengsin ketahuan tidak pake beha. Momo tentu saja tidak menyia-nyiakan sedetik pun lagi untuk menikmati kelembutan dan kekenyalan toket cewek bahenol ini karena waktu terus berputar. Momo juga baru sadar kalo toket Sinta sangat besar, karena dari tadi terkubur dibalik tshirt gombrangnya. “Buset Sinta, besar amat toket lo. Bener-bener toge neh” puji Momo sambil menelan ludah berkali-kali. Jemari Momo dengan buasnya berputar-putar dan meremas-remas penuh nafsu gundukan daging Sinta tersebut. Diselingi dengan pijitan dan pilinan di kedua putingnya. “Auuh… jangan keras-keras Mo” kata Sinta pelan setengah mengerang. Tapi suara erangan Sinta malah semakin memicu nafsu birahi Momo dan akibatnya serangan jemari Momo semakin brutal. Sinta sampai harus menahan tubuhnya dengan kedua tangannya.

Baca Juga : MENGAJAK CEWE YANG NAKSIR PADAKU UNTUK BERSETUBUH DI SUATU VILLA | CERITA SEX

Sinta menggigit bibirnya agar erangan dan desahannya tidak sampai keluar. Remasan kasar di sekujur toked dan putingnya memberikan rangsangan yang menyenangkan bagi tubuhnya. Tapi sesekali erangan dan desahan tanpa terkendali keluar dari sela-sela bibirnya yang penuh. “Aduhh.. sialan banget nih toket. Kok jadi keenakan gue diremas-remas gini” rutuk batin Sinta yang berperang antara gengsi dan kenikmatan birahi. Sinta semakin blingsatan menahan konaknya karena jemari Momo tidak hanya meremas-remas bongkahan susunya, tapi juga dengan ahlinya memilin-milin puting susunya. “Sshhh… Mom… kan cuma remes-remes aturannya… ohh..” desis Sinta tidak berdaya.

Kontol Erick dan Danan makin ngaceng melihat adegan tersebut. Sampai Sinta tiba-tiba berkata “Ehhh.. udah berapa menit nih Dan”. Kaget, buru-buru Danan melihat stopwatch di HP-nya. “Eh, oh.. udah.. udah abis waktunya” kata danan panik. Sinta buru-buru mendorong Momo menjauh. “Udahan tau.. Kesenengan lo ya” maki Sinta sambil memonyongkan bibirnya. “Pasti lebihnya banyak tuh” selidik Sinta tajam ke Danan. “Ng… nggak kok… cuma beberapa detik” gagap Danan sambil cepat-cepat mereset waktu di stopwatch-nya yang sebelumnya menunjukkan 1 menit 43 detik.

Aura birahi di kamar Indah menjadi semakin kental setelah adegan Momo vs Sinta barusan. Ditambah lagi Indah dengan erotisnya membelai paha Sinta sambil berkata “Lo pasti sekarang horny kan Hottie”. “Enak aja!” tukas Sinta pendek berusaha keliatan tidak terpengaruh oleh remasan-remasan Momo. Tapi semua bisa melihat bahwa Sinta bohong, karena sekarang dengan jelas putingnya terlihat mengacung dari balik kaosnya.

Indah hanya tersenyum nakal melihat toket Sinta yang lebih jujur menunjukkan apa yang sedang terjadi di dalam tubuh Sinta. “Ayo ah, lanjut lagi” Sinta berusaha mengalihkan perhatian mereka dari dirinya. Setelah gerakan-gerakan gelisah Erick, Momo dan Danan untuk diam-diam memperbaiki posisi penis masing-masing yang menggeliat membesar butuh ruang yang lebih lapang, permainan berlanjut lagi.

Setiap dadu dilempar, keempat pesertanya menahan nafas dan deg-degan. Erick dan Momo deg-degan karena mereka sadar tumpukan kartu semakin tipis dan mereka sudah menguasai hampir semua properti di area merah dan hijau, yang menandakan hukuman-hukuman yang lebih “menyenangkan” semakin besar kemungkinan keluarnya. Terutama mereka berharap agar kedua cewek tersebut masuk ke properti mereka karena “bayarannya” yang lebih menggiurkan. Sedangkan Sinta dan Indah harap-harap cemas “hukuman” macam apa yang akan keluar lagi. Cemas kalau seintim acara remas-meremas lagi, bisa-bisa jebol pertahanan mereka dan malah minta nambah. Gengsi dong. Apalagi Sinta, karena sejak toket-nya mendapat serangan “brutal” dari Momo, bibir bawahnya mulai berkedut-kedut gatal minta disentuh juga. Kedua cewek tersebut setengah berharap bahwa seiring lamanya permainan, level horny mereka bisa turun. Tapi, harapan tinggal harapan, karena begitu tiba giliran Indah, bidaknya dengan sukses masuk ke kotak Chance!

“Aaaaa… kok gue kena chance lagi..” rengek Indah. Walaupun begitu Indah tetap mengambil satu kartu Chance dan membacanya. “Tuuhh kan.. kena lagi gue” rengekan Indah berlanjut sambil menunjukkan kartunya ke Sinta. “Lepaskan bajumu. Tapi, bila sebelumnya sudah lepas baju, maka lepaskan bawahanmu” baca Sinta. Langsung sorak-sorak team cowok untuk menyemangati Indah terdengar “Buka bajunya.. Buka bajunya.. Buka baju..”. “Ya.. ya.. gue buka.. gue buka” potong Indah merajuk. “Hu-uh, ga sabar amat sih” omel Indah sambil mulai mengangkat t-shirt-nya melewati kepalanya. Gerakan Indah membuka baju betul-betul erotis. Apalagi setelah kaosnya terbuka semua. Tubuh bagian atas Indah hanya ditutupi bra hitamnya yang kontras dengan kulit putihnya. Setengah gundukan toket putih 34B Indah terlihat mengundang untuk dijamah.

Jengah oleh pandangan mesum Erick dan Momo (Danan pura-pura sibuk menata kartu. Mukanya merah banget), Indah reflek menutupi dadanya. “Apaan sih ngliatinnya sampe kaya gitu” Indah berlagak sebel. “Hehehe.. malah lo harusnya bangga Indah. Itu artinya body lo bagus, sampe-sampe kita terkagum-kagum” kata Erick mesum sambil masih berusaha mengintip ke dada Indah yang berusaha dilindungi oleh kedua tangannya. “Ayolah Indah, ngapain ditutup-tutupi segala. Itung-itung amal” tambah Momo. “Iihh.. maunya kalian” cibir Indah. “Ayo ah, lanjutin” tambah Indah. Sambil masih terkekeh-kekeh dan melirik-lirik mesum Erick memulai putarannya.

Bokep Peserta Indonesian Idol Yang Sedang Viral

Setelah itu “hukuman” dan “bayaran” semakin sadis saja. Momo tinggal make celana boxer doang, sehingga kontolnya yang ngaceng berat terlihat jelas mengacung seperti tiang bendera. Erick memang masih celana pendeknya, tapi sudah dapat kesempatan mencium dan menjilati lengan Sinta sampai ke lehernya. Dan sempet-sempetnya mencoba meremas toket Sinta, tapi dengan sukses dicegah oleh Danan.

Erick bete abis atas sikap bankirnya yang memegang teguh job descpnya, sedangkan raut muka Sinta bete tapi tidak jelas karena Erick coba-coba ngambil kesempatan grepe-grepe atau karena usaha Erick tersebut dicegah oleh Danan. Sinta pun sekarang tinggal make t-shirt dan celana dalam saja (mini underwear garis-garis putih dan merah) karena kena hukuman lepas celana. Tapi yang paling parah adalah Indah. Memang tidak kena hukuman yang harus kontak fisik dengan Erick ataupun Momo lagi, tapi sekarang dia cuma ditutupi selembar celana dalam hitam saja. Sehingga tangannya kebingungan mau menutupi bagian tubuh yang mana.

“Seepp.. bayar Sintan..” teriak Erick bahagia begitu bidak Sinta mendarat di propertinya. Danan dengan cepat mengambil kartu “RENT” dari tumpukan warna merah. Begitu membaca kartu tersebut, mata Danan membeliak dan mulutnya menganga. Anak-anak yang lain jadi ga sabar karena Danan gagap baca kartu tersebut. Karena ga sabar, Erick merebut kartu dari tangan Danan dan membacanya. Seringai mesum langsung muncul di wajahnya. Tanpa berkata-kata Erick memberikan kartu tersebut ke Sinta. “Waaaa… gila looo…” pekik Sinta sambil melempar kartu tersebut. Isi kartu tersebut adalah “Bila pemilik properti adalah cewek, maka penyewa memberikan oral selama 2 menit. Bila pemilik properti adalah cowok, maka penyewa memberikan tits-job selama 2 menit”. Terkekeh senang, Erick mulai melepas celana pendeknya. Sedangkan Sinta langsung beringsut mundur sampe menempel ke dinding.

Sinta, lo ga fair amat sih. Giliran gue aja, lo manas-manasin si Erick dan Momo” omel si Indah tapi sambil cengar-cengir. “Lo bukannya nolongin malah bela Erick” Sinta manyun diserang oleh Indah. Dengan semangat membela kemesuman, Momo dan Danan mendekati Sinta dari kedua sisi dan menarik Sinta mendekati area permainan. Mendekati Erick yang sudah duduk di tepi ranjang Indah dan sudah memelorotkan celana dalamnya sehingga kontolnya yang tegak mengacung mengangguk-ngangguk seolah memanggil-manggil Sinta. “Aaa.. Aaa… Aaa… Ga mau ahh.. Apaan sih kalian” Sinta merengek-rengek ketika ditarik oleh Momo dan Danan berlagak ga mau memenuhi “kewajibannya”. Akan tetapi, sebenarnya tidak susah-susah amat menarik Sinta untuk mendekati Erick.

Akhirnya Sinta bersimpuh di hadapan kontol eh Erick. Tapi masih memalingkan mukanya yang memerah dari Erick. “Ayo Sinta, cepat dimulai” kata Erick sambil membungkuk dan menjulurkan tangannya untuk mengangkat t-shirt Sinta. “Ehh.. kan ga ada tertulis di kartu gue harus buka baju segala” sergah Sinta cepat sambil menahan t-shirt-nya agar tidak terangkat. “Gimana caranya lo mo ngasih tits fuck kalo kaos lo ngalangin” balas Erick agak geli. “Udahlah Sinta. Cuma 2 menit ini. Lagian lo juga demen hihi” Indah ikut nimbrung. “Aah.. apaan sih lu Indah” rajuk Sinta, tapi melonggarkan pegangan pada ujung t-shirtnya. Akibatnya dengan mudahnya Erick mengangkat t-shirt Sinta dan mengungkap gunungan daging putih di baliknya. Erick, Momo dan Danan langsung terkesiap dan menahan nafas selama beberapa saat demi melihat pemandangan indah yang sejak tadi sudah mereka nanti-nantikan: toket massive Sinta.

Baca Juga : Bercinta Dengan Ibuku Yang Seksi Di Malam Yang Sepi | CERITA SEX

Tanpa sadar tangan Erick bergerak berusaha menjamah toket Sinta. PLAK! Dengan sukses digampar oleh Sinta kedua tangan jahil tersebut. “Ga usah pegang-pegang!” kata Sinta galak sembil melotot ke Erick. “Udah lo duduk manis aja, yang penting lo dapat boobs job dari gue” tambah Sinta. “Danan, mulai stopwatch-nya” kata Sinta lagi tanpa menoleh ke Danan. Danan membuka pahanya dan sedikit bersandar ke belakang di tahan oleh kedua tangannya, membuat dirinya senyaman mungkin sebelum 2 menit kenikmatan yang menjelang. Dibiarkannya Sinta menempatkan tubuhnya di tengah-tengah pahanya, dan menikmati setiap detik mulai bagaimana kedua tangan Sinta memegang kedua bongkah susunya, lalu menjepit kontol Erick yang tegak berdiri. “Ohh. Ssshhhhhh..” desis Erick tidak tertahankan begitu merasakan himpitan hangat toket Sinta pada kontolnya. Sinta pun mulai menggerakkan kedua toketnya naik turun mengocok kontol Erick. Gerakan kocokannya bervariasi: mulai kocokan di sepanjang batang kontol, kadang diselingi gerakan menggiling pal-kon selama beberapa detik yang membuat Erick menggelinjang dan mengangkat-ngangkat pantatnya saking nikmatnya. “Hohh.. Hmmpphhh.. Gilaaa.. Enak banget toket lo Sinta..” desah Erick keenakan.

Birahi Erick semakin menggila, apalagi melihat pemandangan toket besar yang diremas-remas pemiliknya agar bisa menghimpit dan mengocok kontol Erick dengan maksimal. Erick tidak sadar bahwa Sinta mulai menikmati perannya. “Mmmppff.. panas banget ni kontol di toket gue.. bikin tambah horny aja” batin si lonte mulai berperang. Akhirnya, Erick tidak tahan lagi untuk berperilaku anak baik. Kedua tangan Erick tiba-tiba meraup bongkahan melon putih Sinta, lalu meremas dan menghimpitkannya lebih rapat lagi ke kontolnya. “Aehh…” pekik Sinta kaget. “Ngapain sih lo Raaagghhhh…” kata-kata Sinta terpotong erangannya ketika jemari Erick dengan ahlinya menarik dan memilin putingnya yang sensitif. Tanpa memperdulikan protes Sinta, Erick semakin semangat meremas-remas toket Sinta sambil berusaha mengocokkan kontolnya. Terdorong oleh bobot Erick, badan Sinta jadi terlentang di karpet dan Erick mengangkang di atas Sinta.

“Ahh.. Erick nakal” rengek Sinta tanpa bisa berbuat apa-apa. Dengan buasnya Erick memaju-mundurkan pantatnya, mengocokkan kontolnya di sela-sela toket Sinta yang dicengkram kuat oleh kelima jarinya. “Ajrit.. hohh..hoooh.. enak banget Sinta… tangan gue ga cukup.. ga cukup megang toket lo.. haahh.. hahh..” nafas Erick ngos-ngosan akibat desakan birahinya yang makin menggelora.

SLEP SLEP SLEP.. suara gesekan kontol Erick dan toket Sinta ditingkahi ceracau kenikmatan Erick, menutupi suara desah dan erang tertahan Sinta yang sesekali keluar dari sela-sela bibir sensualnya. Remasan dan rangsangan brutal di kedua toketnya yang untuk kedua kalinya ini ternyata mulai menjebol pertahanan Sinta. “Ah.. ahh.. kok gue malah makin horny siihh… Aduhh.. mana memek ga mau diajak kerja sama, malah jadi makin gatel.. Huhuhu gue pengen dientot” runtuk Sinta dalam hati. Maka, adegan yang tampaknya seperti Erick yang “memperkosa” toket Sinta, sebenarnya kedua insan ini sama-sama menikmatinya.

Ketika Erick semakin mempercepat kocokannya karena rasa gatal yang menggelitik dan menggila semakin terasa di palkonnya. Rasa gatal yang menuntut untuk digesek terus menerus, Sinta juga merasakan rasa gatal yang sama menggila di setiap centi bibir-bibir memeknya yang mulai basah, membuat CD-nya agak menjeplak. Andai saja Erick dapat bertahan semenit lagi saja, maka akan terjadi double orgasm di ruangan tersebut (bayangin lo punya cewe yang dirangsang toketnya saja bisa keluar).

Tapi, apa daya.. Kontol Erick tidak bisa lagi menahan dorongan kuat dari pelirnya yang mendesakkan aliran tekanan kenikmatan yang tak tertahanka. Dan akhirnya.. CROTT.. CROTT.. CROTTT… “Hoouuhhhhhh…. Haaaahhhhhh… “ Erick melenguh, badannya mengejang dan kesepuluh jarinya mencengkeram kuat-kuat kedua melon putih Sinta ketika dia mencapai orgasmenya.. “Aihhh..” pekik Sinta kaget nyaris berbarengan dengan Erick, ketika semprotan cairan kental sperma Erick mencapai wajahnya.